EUR/USD 1.062   |   USD/JPY 154.290   |   GBP/USD 1.244   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,385.61/oz   |   Silver 28.52/oz   |   Wall Street 37,735.11   |   Nasdaq 15,885.02   |   IDX 7,177.45   |   Bitcoin 70,060.61   |   Ethereum 3,505.25   |   Litecoin 98.69   |   EUR/USD bertahan di atas level psikologis 1.0600 di tengah sentimen bearish, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) resmi melantai di BEI hari ini. Saham MHKI turun 10% ke posisi Rp144 per saham, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Emiten gas industri PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) mencetak peningkatan laba bersih sebesar 5.53% menjadi Rp4.73 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) mencatat pendapatan sebesar Rp439.3 miliar dengan laba bersih sebesar Rp58.25 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 kehilangan 1.21% berakhir pada 5,061, sedangkan Nasdaq kehilangan 1.79% menjadi 15,885. Dow Jones Industrial Average turun 0.66% menjadi 37,735, 4 jam lalu, #Saham AS

Kuroda BoJ Beri Pernyataan Dovish, Tapi JPY Tak Percaya

Penulis

Walaupun bank sentral Jepang (BoJ) mengisyaratkan kesediaan untuk memangkas suku bunga, tetapi Yen tetap menguat.

Pasangan mata uang USD/JPY tergelincir sekitar 0.2 persen ke level 108.58 pada awal sesi Eropa (31/Oktober), setelah bank sentral AS dan Jepang sama-sama menyampaikan pernyataan kebijakan moneter. Pernyataan kebijakan Federal Reserve sama persis dengan ekspektasi pasar sebelumnya, sehingga tak berpengaruh besar di pasar keuangan global. Di sisi lain, Bank of Japan (BoJ) menyampaikan pernyataan bernada dovish, tetapi tak dipercayai oleh pelaku pasar.

USDJPY DailyGrafik USD/JPY Daily via Tradingview.com

Dalam pengumuman kebijakan hari ini, BoJ tak mengubah suku bunga maupun skala program pembelian obligasi dengan hasil voting peserta rapat sebanyak 8-1. Suku bunga tetap -0.1 persen, yield obligasi bertenor 10-tahunan tetap dibatasi pada level 0 persen, sedangkan program pembelian obligasi tetap berada dalam laju teoritis 80 Triliun Yen per tahun. Namun, mereka mengubah panduan kebijakan ke depan dengan menyatakan kesediaan untuk memangkas suku bunga lebih jauh ke teritori negatif.

Secara eksplisit, BoJ menyatakan kesediaannya untuk menjaga suku bunga "pada level saat ini atau level yang lebih rendah" hingga mereka yakin upaya pencapaian target inflasi tidak terancam risiko apapun. Penyebutan "level yang lebih rendah" ini cukup signifikan, karena BoJ sempat segan mengungkapkannya gegara khawatir menghadapi protes publik. Di sisi lain, para pakar justru menilai BoJ bisa jadi hanya bermain retorika belaka.

"Terlepas dari perubahan ini, kami tak berpikir BoJ akan bersedia memangkas suku bunga dalam waktu dekat," kata Mazen Issa, pakar strategi forex senior di TD Securities, sebagaimana dikutip oleh Financial Times. Lanjutnya, "(Kami malah mengira), BoJ mencoba menunjukkan semangat untuk memangkas (suku bunga) tanpa benar-benar melakukannya -dan kami kira, (hanya menampilkan) ilusi pelonggaran moneter."

Sementara itu, muncul kekhawatiran baru di kalangan trader dan investor tentang kesepakatan dagang AS-China. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sebelumnya direncanakan menandatangani kesepakatan dagang fase-1 dalam pertemuan APEC di Chili bulan depan. Namun, pertemuan tersebut dibatalkan karena terjadinya gejolak domestik di negeri tuan rumah. Hingga saat ini, belum diketahui kapan dan dimana Trump dan Xi akan bersua.

Ketika muncul ketidakpastian terkait perundingan dagang AS-China, mata uang Yen seringkali menguat. Minat risiko pasar yang bertambah juga kemungkinan mendongkrak nilai aset-aset safe haven lain seperti Franc Swiss dan Gold.

290785
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.