Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ), Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa perekonomian Jepang diperkirakan akan terus berkembang secara moderat, meskipun sektor ekspor dan output merasakan sedikit perlambatan dari permintaan luar negeri. Kuroda juga menegaskan bahwa sistem keuangan Jepang tetap stabil.
"Inflasi konsumen Inti akan berangsur-angsur meningkat menjadi 2 persen karena gap output berada di teritori positif, dan ekspektasi tingkat inflasi jangka menengah dan panjang terus meningkat," kata Kuroda dalam pidatonya pada pertemuan kuartalan dengan manajer cabang regional Bank Sentral.
Di bawah kebijakan yang dijuluki yield curve control, BoJ menetapkan suku bunga jangka pendek di level minus 0.1 persen dan imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10-tahunan berada di level 0 persen. Kebijakan tersebut dilangsungkan dalam upaya mencapai target inflasi 2 persen. Sejauh ini, Jepang masih kesulitan menggapai kisaran inflasi tersebut. Laporan terbaru mengenai CPI tahunan justru menunjukkan stagnasi di level 0.2 persen, yang mengecewakan forecast kenaikan ke 0.3 persen.
Yen Menguat Versus Greenback
Pernyataan gubernur BoJ pagi ini dicerna oleh pelaku pasar sebagai pandangan optimis Bank Sentral terhadap outlook perekonomian Jepang. Alhasil, Yen menguat cukup signifikan versus Dolar AS, seperti yang terlihat pada pasangan mata uang USD/JPY saat ini yang berada di kisaran 111.40. Pergerakan Dolar AS terhadap Yen melemah 0.24 persen dari harga Open harian.
Pelemahan Dolar AS versus Yen pagi ini (8/April) menutup kenaikan yang terbentuk sejak 4 April silam. Sebelumnya, Dolar AS mampu menguat terbatas pasca kenaikan NFP AS yang lebih tinggi dari ekspektasi. Namun, lemahnya pertumbuhan upan membatasi penguatan tersebut, sehingga investor Yen mudah membalikkan reli bullish USD/JPY begitu gubernur BoJ mengungapkan sentimen positif dalam pernyataannya.
