EUR/USD 1.062   |   USD/JPY 154.510   |   GBP/USD 1.244   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,373.40/oz   |   Silver 28.39/oz   |   Wall Street 37,809.51   |   Nasdaq 15,855.79   |   IDX 7,164.81   |   Bitcoin 70,060.61   |   Ethereum 3,505.25   |   Litecoin 98.69   |   AUD/JPY jatuh mendekati level 99.00 di tengah kehati-hatian pasar, menunggu reaksi Israel terhadap serangan Iran, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Menurut data MCX, harga emas berpotensi naik hari ini, 4 jam lalu, #Emas Teknikal   |   EUR/USD tidak menunjukkan tanda-tanda pergerkan meski dalam kondisi Oversold, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD bertahan di atas level psikologis 1.0600 di tengah sentimen bearish, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) resmi melantai di BEI hari ini. Saham MHKI turun 10% ke posisi Rp144 per saham, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Emiten gas industri PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) mencetak peningkatan laba bersih sebesar 5.53% menjadi Rp4.73 miliar, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) mencatat pendapatan sebesar Rp439.3 miliar dengan laba bersih sebesar Rp58.25 miliar, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 kehilangan 1.21% berakhir pada 5,061, sedangkan Nasdaq kehilangan 1.79% menjadi 15,885. Dow Jones Industrial Average turun 0.66% menjadi 37,735, 10 jam lalu, #Saham AS

Kuroda BoJ: Jepang Hadapi Risiko Baru Karena Berkurangnya Populasi

Penulis

Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda, menghimbau agar pembuatan kebijakan ekonomi lebih mempertimbangkan efek penyusutan populasi Jepang.

Gubernur bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ), Haruhiko Kuroda, menyampaikan dalam sebuah seminar hari Kamis ini (17/Januari) bahwa Jepang menghadapi risiko yang tak dapat diproyeksikan dalam pembuatan kebijakan ekonomi, karena populasi yang menciut. Pidato Kuroda ini nampaknya tak berimbas pada Yen, dengan posisi USD/JPY masih sideways di kisaran 108.85 saat berita ditulis pada awal sesi Eropa. Namun, muatan pidato memberikan sejumlah bahan pertimbangan bagi investor dan trader jangka panjang.

Haruhiko Kuroda

Sejak menduduki jabatan sebagai Gubernur BoJ pada April 2013, Kuroda telah mengambil inisiatif untuk melancarkan kebijakan moneter ultra longgar. Ia membanjiri perekonomian Jepang dengan likuiditas yang disuntikkan bank sentral melalui pembelian sekuritas, dengan tujuan untuk mengatasi masalah deflasi dan menjaga pertumbuhan tetap tinggi. Bank sentral Jepang juga menetapkan suku bunga negatif guna menekan bunga pinjaman di level ultra-rendah dalam jangka panjang. Namun, ia mengakui bahwa semua kebijakan itu mengandung risiko besar, khususnya di tengah dinamika makin merosotnya populasi Jepang.

Menurut Kuroda, salah satu kelemahan dari kebijakan moneternya adalah jika bank beralih mengalokasikan dana ke investasi-investasi berisiko lebih tinggi, yang menawarkan imbal hasil lebih besar ketimbang menyalurkan pinjaman ke masyarakat (yang memberikan imbal hasil lebih rendah). Padahal, investasi berisiko tinggi bisa membahayakan stabilitas finansial.

"Para pengambil kebijakan perlu mengatur kebijakan dengan selayaknya, memperhitungkan fakta bahwa profil risiko lembaga-lembaga finansial bisa berubah secara dramatis di tengah perubahan demografis," katanya, sebagaimana dikutip oleh Associated Press.

Grafik Populasi Jepang

Populasi Jepang telah mulai menciut sejak beberapa tahun lalu, sementara demografi menunjukkan peningkatan jumlah warga berusia lanjut. Sebagai contoh, total populasi Jepang per 2017 adalah 126.79 juta jiwa, jauh di bawah populasi 128.07 juta jiwa yang tercapai tahun 2010. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan enggan berekspansi di dalam negeri Jepang sendiri, mengalihkan fokus mereka ke pasar luar negeri yang menyediakan potensi perkembangan lebih tinggi.

Terkait dengan ini, Kuroda menghimbau agar dibuat kebijakan untuk menanggulangi efek penyusutan populasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Walaupun, kabar baiknya, populasi yang menua telah membuka peluang pasar lebih luas bagi produk-produk keuangan dan layanan baru.

287042
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.