EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 38,016.81   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 16 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 16 jam lalu, #Saham AS

Manufaktur China Berekspansi Dalam Laju Tercepat 3 Tahun

Penulis

Indeks manufaktur China untuk November 2019 masih cukup kokoh di tengah lemahnya investasi manufaktur akibat perang dagang.

Aktivitas manufaktur China bulan November yang dirilis Markit pada hari Selasa (02/Desember), secara tidak terduga naik ke level tertinggi dalam hampir 3 tahun terakhir. Data yang juga disebut sebagai Caixin Manufacturing PMI tersebut berada di angka 51.8, berhasil mematahkan ekspektasi penurunan dari 51.7 menjadi 51.4.

PMI Manufaktur China

Sebagai catatan, data yang dihimpun Caixin dan IHS Markit itu cukup mendapat perhatian pelaku pasar karena menyasar aktivitas pabrik skala kecil menengah, yang berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan manufaktur secara keseluruhan di China.

Kenaikan Indeks Manufaktur China bulan lalu karena didukung oleh output yang solid dan pesanan baru yang meningkat. Kedua sub Indikator ini mencerminkan kondisi perekonomian China yang cukup kokoh meskipun dirundung perang dagang yang berlarut-larut dengan AS sejak tahun 2018.

Meskipun begitu, kepercayaan bisnis merosot dan banyak perusahaan yang enggan mengisi kembali persediaan lantaran khawatir terhadap prospek permintaan yang tidak pasti.

Menanggapi hal itu, Zhengsheng Zhong, direktur analisis makroekonomi di CEBM Group, tetap optimis bahwa permintaan domestik dan luar negeri yang cukup positif mendasari kenaikan PMI Manufaktur bulan November.

"Investasi manufaktur China mungkin bertahan di dekat titik terendah baru-baru ini... Jika negosiasi AS-China mampu berlanjut dan mencapai kesepakatan fase 1, maka kepercayaan bisnis akan kembali bergairah sehingga aktivitas manufaktur dan produksi kemungkinan akan tumbuh positif," ujar Zhengsheng Zhong dalam rilis data Caixin pagi ini.

 

Kesepakatan Dagang AS-China Masih Abu-Abu

Hingga kini, fokus utama pelaku pasar masih tertuju pada rencana kesepakatan fase satu antara Washington dan Beijing yang disebut-sebut akan segera ditandatangani oleh pemimpin kedua negara. Namun, terselip kekhawatiran karena semakin dekatnya tenggat waktu 15 Desember yang merupakan jadwal kenaikan tarif impor barang China.

Baik perwakilan AS maupun China telah menyampaikan optimisme tercapainya kesepakatan dagang beberapa saat lalu. Namun, langkah presiden Trump dalam menandatangani UU terkait Hong Kong pada minggu lalu ikut memantik kemarahan China, sehingga mengancam prospek penandatanganan kesepakatan dagang fase satu.

291139
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.