Seputarforex - Pada hari Selasa (17/Januari), Biro Statistik Nasional China mempublikasikan data GDP yang turun dari 3.9 persen menjadi 2.9 persen secara tahunan (Year-over-Year) pada kuartal keempat 2022. Meski demikian, angka ini masih berada di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan 1.8 persen saja.
Sementara dalam basis kuartalan (Quarter-over-Quarter), GDP China tidak mengalami pertumbuhan sama sekali. Hasil ini juga lebih baik dari proyeksi pasar untuk penurunan dari 3.9 persen menjadi -0.8 persen.
Perlambatan GDP selama kuartal keempat telah membawa tingkat pertumbuhan ke level 3 persen secara Year-to-Date. Sebagai perbandingan, pemerintah China sebelumnya mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 5.5 persen.
Pencapaian GDP yang kurang memuaskan ini sedikit banyak dipengaruhi oleh efek pembatasan COVID yang masih diterapkan pemerintah China pada kuartal terakhir tahun lalu. Namun dengan dibukanya pembatasan dan normalisasi aktivitas ekonomi belum lama ini, analis optimis jika GDP China akan kembali pulih dalam waktu dekat.
Retail Sales Turun Terbatas, Sektor Industri Masih Solid
Retail Sales China menunjukkan penurunan 1.8 persen pada bulan Desember 2022. Kendati merosot, angka tersebut jauh lebih baik dari pencapaian bulan lalu (-5.9%) dan estimasi pasar (-8.6%).
Sementara itu, data output pabrik (Industrial Production) melambat dari 2.2 persen ke 1.3 persen secara tahunan. Meskipun begitu, angka ini lebih baik dari ekspektasi kenaikan 0.2 persen saja. Para pengamat menyampaikan jika sektor industri China masih relatif tangguh karena ditopang oleh permintaan luar negeri.
Rilis data-data ekonomi China pagi ini tidak berdampak pada pergerakan mata uang Yuan. Dolar AS justru meningkat 0.43 persen terhadap Yuan di level 6.7604. Sementara itu, mata uang komoditas (AUD dan NZD) yang biasanya berkorelasi positif dengan performa ekonomi China masih cenderung menguat versus Dolar AS. AUD/USD naik 0.29 persen di 0.6973, dan NZD/USD menanjak 0.34 persen di area 0.6400 saat berita ini ditulis.