Peningkatan signifikan yang terjadi dalam data pertumbuhan lapangan kerja AS bulan Juni lalu memudarkan kekhawatiran jika pasar tenaga kerja negara tersebut sedang regresi. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh pejabat penting Federal Reserve, Loretta Mester, yang kemudian melanjutkannya dengan pernyataan bahwa dirinya masih mengekspektasikan kenaikan tingkat suku bunga AS secara bertahap.
Presiden The Fed untuk wilayah Cleveland tersebut berpidato dalam sebuah event ekonomi di Sydney hari Selasa kemarin, dan inti pidatonya adalah pengulangan dari apa yang ia sampaikan di London sebelumnya, bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan efek penuh yang ditimbulkan oleh keputusan Inggris untuk hengkang dari Uni Eropa terhadap ekonomi AS.
Akan tetapi, Mester, yang dikenal sebagai tokoh hawkish dalam memberikan suara untuk kebijakan moneter di FOMC tersebut, mencatat bahwa data terbaru dari pasar tenaga kerja AS cukup menggembirakan.
"Payroll tumbuh dengan lamban pada bulan Mei, dan menimbulkan pertanyaan, apakah kita sedang berada di awal kemunduran dari sejumlah kemajuan yang telah tercetak di pasar tenaga kerja, ataukah angka yang lemah itu hanya jenis perubahan yang biasa terlihat selama ekspansi," kata Mester dalam pidato pembukaannya. "Kenaikan lapangan kerja pada bulan Juni berhasil meredakan keprihatinan."
Prediksi Nomura: Suku Bunga AS Naik September
Terlepas dari pernyataan Mester, Tim Peneliti di Nomura memprediksi bahwa kenaikan suku bunga AS berikutnya kemungkinan akan terjadi pada pertemuan FOMC di bulan September.
Nomura mengambil data pertumbuhan AS sebagai dasar prediksinya, dan memperkirakan bahwa apiknya pertumbuhan AS di kuartal kedua bisa menjadi alasan untuk menaikkan suku bunga acuan walaupun untuk beberapa tahun mendatang, pertumbuhan AS diperkirakan hanya akan pulih dalam laju yang moderat di kisaran 1.75 persen.