Setelah berupaya memanfaatkan teknologi Blockchain untuk perlindungan privasi pengguna, Microsoft kembali mengumumkan adopsi Blockchain untuk salah satu layanannya, kali ini dalam bentuk Azure Blockchain Workbench. Teknologi ini memungkinkan para pengguna Microsoft Azure (sebelumnya dikenal sebagai Windows Azure) untuk mengembangkan aplikasi berbasis Blockchain dengan lebih cepat dan mudah.
Microsoft Azure sendiri merupakan platform komputasi untuk mengembangkan, menguji, hingga mengelola berbagai aplikasi dan layanan dalam skala institusional. Integrasi platform tersebut dengan Blockchain, secara khusus bisa mempermudah para pengembang aplikasi yang berbasis Blockchain. Saat ini, berbagai macam layanan yang terintegrasi dengan sistem Blockchain memang sedang naik daun. Bukan hanya secara individu, pemanfaatan Blockchain pun menarik minat berbagai perusahaan dan lembaga keuangan, bahkan yang sekelas bank sentral Inggris (BoE).
Bisa Kembangkan Aplikasi Blockchain Dalam Beberapa Hari Saja
Blockchain Workbench dari Microsoft nantinya mampu menyediakan fasilitas lengkap untuk aplikasi Blockchain end-to-end, dan dapat diatur hanya dalam beberapa klik. Pengembangan aplikasi yang tadinya bisa memakan waktu berbulan-bulan, juga bisa dipersingkat menjadi beberapa hari saja dengan Azure Blockchain Workbench.
Karena bisa menghubungkan Blockchain ke Cloud dengan mudah, konfigurasi dan penyebaran jaringan konsorsium dari Blockchain Workbench pun menjadi lebih efektif, sehingga menjadikannya sangat ideal untuk pengembangan maupun uji eksplorasi DApps (aplikasi terdesentralisasi).
"Kami dengan gembira mengumumkan peluncuran pratinjau Azure Blockchain Workbench, sebuah penawaran baru yang dapat mengurangi waktu pengembangan," kata Manajer Umum Azure, Matthew Kerner, saat perilisan teknologi baru ini.
Kerner menambahkan, "Workbench membuat pelanggan dapat memulai pembangunan DApps dengan cepat da mengotomatisasi penyiapan infrastruktur, sehingga pengembang dapat fokus pada logika aplikasi. Pemilik bisnis pun dapat fokus dalam mendefinisikan dan memvalidasi kasus penggunaannya."
Beberapa fitur Azure Blockchain Workbench meliputi:
- Azure Active Directory: memberikan opsi untuk sign-on tunggal dan manajemen identitas konsorsium yang lebih sederhana.
- Azure Key Vault: menawarkan penyimpanan Private Key secara aman.
- Service Bus dan Event Grid: mampu mengotomatisasi Smart Contracts yang dibutuhkan.
- Signature, Hashing, Supply Chain: bisa digunakan dengan mudah oleh API asli Blockchain.
- Tersedia fitur sinkronisasi data on-chain dengan penyimpanan Cloud, dan database off-chain untuk lebih mudah menghasikan analisis bisnis.
- Integrasi alur kerja Blockchain dengan sistem dan aplikasi yang menggunakan Logic Apps.
- Kemampuan dengan API berbasis REST untuk pengembangan klien, dan API berbasis pesan untuk integrasi sistem-ke-sistem.
Microsoft Azure telah diandalkan oleh beberapa lembaga keuangan maupun perusahaan, di antaranya adalah Bank Hapoalim dari Israel, distributor makanan Nestle, dan produsen perangkat lunak Apttus. Dengan demikian, adanya Azure Blockchain Workbench menyediakan gerbang kemudahan bagi perusahaan-perusahaan tersebut untuk melakukan adopsi Blockchain. Microsoft juga telah berkolaborasi dengan Hyperledger, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), Penelitian Konsorsium R3, dan Grup Penelitian Blockchain dari Cornell University, untuk mempelajari berbagai aspek teknologi Blockchain.