EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,368.46/oz   |   Silver 28.26/oz   |   Wall Street 37,753.31   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,130.84   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   USD/CHF temukan beberapa area support di atas level 0.9100 di tengah sentimen hati-hati, amati ketegangan geopolitik, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/GBP turun di bawah level 0.8550 setelah data IHK Inggris beragam, fokus beralih ke inflasi zona Euro, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pratinjau IHK Inggris: Inflasi IHK Inggris melunak menjadi 3.2% di bulan Maret versus prakiraan 3.1%, 18 jam lalu, #Forex Fundamental   |   XAU/USD tetap stabil di atas $2,350 di tengah kewaspadaan pasar, 18 jam lalu, #Emas Teknikal   |   PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) kembali melakukan upaya untuk restrukturisasi utang. Kali ini, WSKT melakukan restrukturisasi kredit PT Waskita Fim Perkasa Realti untuk proyek Vasaka Solterra, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Investor asing memborong sejumlah saham, termasuk milik konglomerat Prajogo Pangestu TPIA-BREN dan Garibaldi Thohir ADMR-MBMA, saat IHSG anjlok, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Morgan Stanley (NYSE:MS) berencana untuk mulai memangkas sekitar 50 pekerjaan perbankan investasi di Asia, tidak termasuk Jepang, minggu ini, dengan sebagian besar ditujukan untuk Hong Kong dan Cina, 22 jam lalu, #Saham AS   |   Apple Inc (NASDAQ:AAPL) akan menjajaki kemungkinan untuk membangun fasilitas manufaktur di Indonesia, 22 jam lalu, #Saham AS

Minyak Menderita, OPEC Gagal Menyepakati Pembatasan Produksi

Penulis

Minyak terus melemah di sesi pertama (7/12) perdagangan, setelah para anggota OPEC gagal menyepakati target produksi untuk mengurangi semakin membanjirnya pasokan yang telah mengakibatkan harga minyak anjlok melebihi 60 persen sejak Juni 2014.

Minyak terus melemah di sesi pertama (7/12) perdagangan, setelah para anggota OPEC gagal menyepakati target produksi untuk mengurangi semakin membanjirnya pasokan yang telah mengakibatkan harga minyak anjlok melebihi 60 persen sejak Juni 2014.

Gasoline

Dalam pertemuannya Jumat (4/12) lalu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) urung menyepakati pengendalian produksi minyak yang berakhir dengan kericuhan. Iran mengatakan bahwa tidak akan mempertimbangkan pembatasan produksi, terutama karena saat ini output mereka berpeluang untuk pulih kembali setelah bertahun-tahun berada di bawah sanksi Barat. Hal ini menyebabkan kelebihan pasokan masih akan terus terjadi, yang terlihat dari produksi minyak melampaui permintaan antara 0.5 sampai dengan 2 juta barel per hari dan telah menyebabkan penurunan harga lebih dari 60 persen sejak tahun 2014 silam.

Berkurangnya 10 sumur minyak yang beroperasi di AS menjadi hanya 545 tak mampu membawa harga minyak menguat. Minyak mentah AS diperdagangkan pada USD 39.58 per barel atau turun 39 sen sejak penutupan pekan lalu. Sementara kontrak berjangka minyak internasional Brent terkikis 16 sen menuju 42.84 Dolar AS per barel. Kedua tolok ukur harga minyak tersebut mendekati level terendah tahun 2015 dan tak jauh dari posisi saat puncak krisis keuangan global 2008/2009.

Para analis berpendapat OPEC akan menjaga produksinya pada kisaran 31.5 juta barel per hari dan keputusan mengenai bagaimana menangani datangnya volume baru yang akan masuk ke pasar ketika sanksi Iran dihapuskan, akan ditunda hingga pertemuan berikutnya Juni 2016 nanti. Tak hanya itu, analis juga memperkirakan OPEC akan terus meningkatkan kuotanya karena salah satu anggota mereka menawarkan diskon bagi pelanggan dalam rangka mempertahankan pangsa pasar.

255807
Penulis

M Septian mulai berkecimpung di dunia forex sejak 2015. Setelah itu, menyelami berbagai instrumen trading dan berlanjut menjadi jurnalis yang meliput seputar forex dan komoditas di Seputarforex mulai 2016.