EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,328.78/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 37,863.26   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 6 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 12 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 13 jam lalu, #Saham AS

Minyak Merekah Pada Level Rendah

Penulis

Selasa pagi ini (25/08) harga minyak dunia bergerak menguat, namun masih berada pada posisi terendah 6.5 tahun. Para trader minyak masih terguncang akibat prospek ekonomi global dan melimpahnya suplai minyak dunia.

Selasa pagi ini (25/08) harga minyak dunia bergerak menguat, namun masih berada pada posisi terendah 6.5 tahun. Para trader minyak masih terguncang akibat prospek ekonomi global dan melimpahnya suplai minyak dunia.

Harga Minyak - ilustrasi

Di bursa NYMEX, acuan harga minyak AS, WTI, diperdagangkan naik 0.62% menjadi USD 38.48 setelah penutupan harga kemarin pada USD 38.24. Sementara minyak Brent pengiriman Oktober di pasar Intercontinental Exchange (ICE) bergerak antara 42.53 hingga 45.47 Dolar AS sebelum ditutup pada USD 42.95 naik USD 0.26 atau 0.60 persen.

Pasar tampak bereaksi hati-hati pada awal trading hari ini. Harga minyak tetap berada pada posisi yang sebanding dengan puncak krisis keuangan tahun 2009 dan menunjukkan bahwa kekhawatiran akan prospek pertumbuhan ekonomi China sebagai konsumen minyak mentah terbesar kedua di dunia kini sama besarnya dengan ketakutan akan melimpahnya jumlah pasokan selama setahun belakangan.

Semalam, WTI sempat anjlok di bawah USD 38, karena permintaan yang lemah di China bergema ke seluruh pasar energi di dunia menekan harga menuju tingkat terendah. Melemahnya pasar modal di seluruh dunia sebagai dampak lanjutan dari rilis data manufaktur China yang mengecewakan akhir pekan lalu ikut mendorong kemerosotan. Indeks berjangka China turun 10%, memberikan indikasi kuat bahwa penurunan itu akan terus berlanjut.

Bursa saham Asia tampak rentan pada aksi jual yang kemungkinan masih berlanjut karena para investor masih khawatir akan melambatnya perekonomian China sebagai motor penggerak paling penting ekonomi dunia. Indeks Nikkei (N225) turun 3.8% menuju level terendah enam bulan, sementara bursa saham MSCI asia pasifik (selain Jepang) menyentuh nilai terendah 3 tahun.

"Ada lautan merah (banyak sekali bearish) di pasar komoditas" komentar Bank ANZ pagi ini dilansir dari Investing. "Penurunan tajam didorong oleh kekhawatiran akan melambatnya permintaan dari China akibat OPEC dan AS memperluas produksinya," kata Bank tersebut mengomentari kondisi pasar minyak.

Produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyentuh rekor tertingginya dalam rangka menekan kompetitor terutama produksi minyak shale Amerika Serikat. Namun hingga sejauh ini, mereka tetap mengabaikan jatuhnya harga minyak dan terus memompa output.

243877
Penulis

M Septian mulai berkecimpung di dunia forex sejak 2015. Setelah itu, menyelami berbagai instrumen trading dan berlanjut menjadi jurnalis yang meliput seputar forex dan komoditas di Seputarforex mulai 2016.