EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.280   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,368.46/oz   |   Silver 28.45/oz   |   Wall Street 37,753.31   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,159.77   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   USD/CHF temukan beberapa area support di atas level 0.9100 di tengah sentimen hati-hati, amati ketegangan geopolitik, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/GBP turun di bawah level 0.8550 setelah data IHK Inggris beragam, fokus beralih ke inflasi zona Euro, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pratinjau IHK Inggris: Inflasi IHK Inggris melunak menjadi 3.2% di bulan Maret versus prakiraan 3.1%, 20 jam lalu, #Forex Fundamental   |   XAU/USD tetap stabil di atas $2,350 di tengah kewaspadaan pasar, 20 jam lalu, #Emas Teknikal   |   PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) kembali melakukan upaya untuk restrukturisasi utang. Kali ini, WSKT melakukan restrukturisasi kredit PT Waskita Fim Perkasa Realti untuk proyek Vasaka Solterra, 23 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Investor asing memborong sejumlah saham, termasuk milik konglomerat Prajogo Pangestu TPIA-BREN dan Garibaldi Thohir ADMR-MBMA, saat IHSG anjlok, 23 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Morgan Stanley (NYSE:MS) berencana untuk mulai memangkas sekitar 50 pekerjaan perbankan investasi di Asia, tidak termasuk Jepang, minggu ini, dengan sebagian besar ditujukan untuk Hong Kong dan Cina, 23 jam lalu, #Saham AS   |   Apple Inc (NASDAQ:AAPL) akan menjajaki kemungkinan untuk membangun fasilitas manufaktur di Indonesia, 23 jam lalu, #Saham AS

Minyak Naik Sementara Inventori AS Turun Dan Venezuela Resesi

Penulis

Harga minyak mentah naik tipis di awal perdagangan sesi Asia pada hari Kamis setelah EIA melaporkan bahwa persediaan minyak mentah mingguan ternyata menurun lebih besar dibanding perkiraan. Di sisi lain, inventori gasolin AS malah meningkat dan risiko resesi Venezuela berkembang.

Harga minyak mentah naik tipis di awal perdagangan sesi Asia pada hari Kamis (21/7) setelah kantor Energy Information Agency (EIA) di Departemen Energi AS melaporkan bahwa persediaan minyak mentah mingguan ternyata menurun lebih besar dibanding perkiraan. Di sisi lain, risiko krisis Venezuela diperkirakan bakal memburuk.

PDVSA

Minyak berjangka WTI untuk pengiriman Agustus kadaluarsa pada hari Rabu dengan posisi harga naik 0.7 persen ke $44.94 per barel, sedangkan kontrak untuk pengiriman September dibuka hari ini dengan harga naik ke $45.77. Demikian pula harga minyak Brent pengiriman September kemarin menanjak lebih dari 1 persen ke $47.17, dan naik lagi ke $47.27 saat berita ini diangkat.

 

Permintaan BBM AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi

Tadi malam, EIA mengabarkan bahwa persediaan minyak mentah (crude inventories) di Amerika Serikat menurun sebanyak 2.3 juta barel dalam waktu sepekan yang berakhir tanggal 15 Juli (versus perkiraan -2.100 juta). Ini merupakan kabar baik yang menopang harga WTI. Namun demikian, EIA menambahkan, total inventori saat ini pada 519.5 juta barel (setelah penurunan tadi) tergolong tinggi untuk periode musim seperti sekarang.

Di saat yang sama, persediaan gasolin malah naik 911,000 barel, meskipun sebelumnya diperkirakan takkan mengalami perubahan. Peningkatan sebesar itu, menurut EIA, berada diatas batas tertinggi kisaran rata-rata. Bulan Juli bertepatan dengan puncak musim panas dimana orang-orang Amerika diharapkan akan lebih banyak berkendara dan membeli bahan bakar. Namun, dari pemantauan inventori terlihat permintaan akan BBM sepanjang bulan ini masih di bawah ekspektasi.

 

Venezuela Terancam Default

Sementara itu, di Amerika Selatan, krisis Venezuela makin parah. Barang-barang kebutuhan pokok, termasuk makanan, sudah sangat sulit diperoleh sehingga rumah sakit kehabisan obat-obatan dan warga terpaksa lintas batas ke Kolombia untuk membeli stok kebutuhan rumah tangga. IMF pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi Venezuela akan menciut 10 persen tahun ini, dengan inflasi naik 700%.

Akibat resesi akut tersebut, BUMN minyak Venezuela PDVSA mengalami kebangkrutan. Bulan Juni lalu, produksi minyak di salah satu negara anggota OPEC ini tercatat ambruk ke level terendah dalam 13 tahun.

Situasi diperkirakan akan memburuk dalam waktu dekat, mengingat Venezuela memiliki tagihan utang sebesar 5 milyar Dolar AS yang akan jatuh tempo antara Oktober-November. Banyak analis meyakini kalau peluang Venezuela untuk gagal bayar (default) cukup tinggi.

 

268835
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.