EUR/USD 1.065   |   USD/JPY 154.410   |   GBP/USD 1.244   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,380.27/oz   |   Silver 28.27/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,087.32   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   XAU/USD bullish efek masih berlanjutnya tensi konflik Israel-Iran, 4 jam lalu, #Emas Fundamental   |   Pasar bergerak dalam mode risk-off di tengah berita utama mengenai serangan Israel ke Iran, 4 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Poundsterling menemukan area support, meskipun sentimen risk-off membuat bias penurunan tetap terjaga, 4 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/JPY bertahan di bawah level 192.00 setelah data penjualan ritel Inggris, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 10 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 10 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 10 jam lalu, #Saham AS

Notulen RBA Beri Sinyal Rate Cut Lebih Lanjut

Penulis

Notulen pertemuan RBA bulan Juli menunjukkan kesiapan untuk memangkas kembali suku bunga. Padahal, rate RBA saat ini sudah yang terendah sepanjang masa.

Notulen pertemuan Reserve Bank of Australia (RBA) bulan Juli yang dirilis pada hari Selasa ini (16/Juli), mengungkapkan bahwa Bank Sentral Australia masih membuka peluang melakukan Rate Cut lagi jika diperlukan, khususnya untuk menopang ketenagakerjaan, pertumbuhan upah, dan inflasi. Kecenderungan ini muncul bahkan setelah RBA menurunkan suku bunga 25 basis poin hingga menjadi 1.0 persen pada awal bulan Juli.

Notulen RBA Beri Sinyal Akan Lakukan

"Suku bunga yang lebih rendah akan mendorong kenaikan lapangan kerja dan membuka kesempatan untuk kembali menaikkan tingkat inflasi menuju target. Pembuat kebijakan akan memantau perkembangan pasar tenaga kerja secara seksama dan bersiap menyesuaikan kebijakan moneter jika diperlukan, untuk menopang pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan," ujar RBA dalam notulen pertemuan bulan Juli.

RBA juga ikut menyoroti perkembangan kondisi ekonomi global, terutama mengenai GDP China kuartal kedua yang semakin melemah hingga menyentuh rekor terendah sejak 1992. Di samping itu, dewan RBA mencatat sengketa perdagangan AS-China dan Jepang-Korsel yang berpotensi memperburuk outlook perekonomian global.

 

Penguatan AUD Berpotensi Hambat Inflasi

Perlu diketahui, Bank Sentral Australia sudah memangkas suku bunga sebanyak dua kali, masing masing 25 basis poin di sepanjang kuartal kedua tahun ini. Pembuat kebijakan RBA menilai jika suku bunga yang lebih rendah akan membantu melemahkan AUD, sehingga membuat produk impor menjadi mahal dan mendukung laju inflasi.

Notulen RBA Beri Sinyal Akan Lakukan

Namun yang terjadi saat ini adalah: Dolar Australia justru naik cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir, dari level terendah 5.5 bulan di 0.6829 ke kisaran 0.7037 saat ini. Bahkan, Dolar Australia sudah menguat sebanyak 1.7 persen terhadap Dolar AS dalam sepekan terakhir.

Kenaikan AUD/USD berpotensi menekan RBA untuk kembali memangkas suku bunga, agar bisa menekan laju kenaikan Dolar Australia. Hal ini terutama apabila tingkat inflasi dan pasar tenaga kerja tidak kunjung membaik dalam bulan-bulan mendatang.

 

289256
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.