Advertisement

iklan

Parlemen UE merekomendasikan negara-negara non-UE untuk memperketat peraturan kripto, 2 hari, #Kripto Fundamental   |   EUR/USD mendapatkan tekanan jual di sekitar harga 1.0650, investor menantikan data PMI Eurozone dan AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   Menurut Wells Fargo, GBP/USD berpotensi menuju level 1.2000 atau lebih rendah, 2 hari, #Forex Teknikal   |   Indeks utama Wall Street melemah pada akhir perdagangan hari Kamis karena aksi jual besar-besaran lantaran investor khawatir The Fed akan memberlakukan kebijakan moneter ketat (hawkish) lebih lama dari yang diperkirakan. Ketiga indeks anjlok lebih dari 1%, 2 hari, #Saham AS   |   Gandeng Nickel Industries Limited (NIC), PT United Tractors Tbk (UNTR) melebarkan sayap bisnisnya ke bidang pertambangan dan pengolahan nikel, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Saham Starbucks Corp (NASDAQ: SBUX) merosot 2.16% dan ditutup di level $93.10 pada hari Kamis, menandai kerugian hari ketiga berturut-turut bagi perusahaan, 2 hari, #Saham AS   |   Warner Bros Discovery (NASDAQ:WBD) berencana untuk memperluas kapasitas produksi di studio Leavesden di dekat London hingga lebih dari 50%, dengan menambahkan 10 panggung suara baru ke lokasi syuting "Barbie" dan "House of the Dragon.", 2 hari, #Saham AS
Selengkapnya

Omicron Bayangi Prospek Permintaan, Minyak Kembali Turun

Penulis

Pembatasan mulai dilakukan oleh sejumlah negara Eropa menyusul lonjakan kasus COVID Omicron. Tak ayal, prospek permintaan pun meredup.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Harga minyak mentah dunia dibuka melemah pada awal pekan (20/Desember), dibayangi oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap penyebaran cepat COVID Omicron yang berpotensi meredupkan prospek permintaan. Pada saat berita ini ditulis, minyak Brent berada pada kisaran $71.81 per barel atau melemah 2.03 persen dari level Open harian. Sementara itu, minyak WTI sudah merosot di bawah level kunci $70 dan diperdagangkan di $68.88 per barel.

Harga minyak merosot karena Omicron

Seiring dengan lonjakan kasus COVID Omicron yang semakin mengkhawatirkan di kawasan Eropa, Belanda mengumumkan pembatasan menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Tidak tertutup kemungkinan, langkah Belanda ini akan diikuti oleh negara Eropa lainnya di tengah kenaikan signifikan kasus Omicron dalam beberapa pekan terakhir.

Amerika Serikat juga telah melakukan upaya preventif untuk menekan penyebaran Omicron. Penasehat kesehatan Gedung Putih, Dr Anthony Fauci, mendesak agar masyarakat menerapkan protokol kesehatan selama berpergian dan mendapatkan vaksin booster.

"Secara umum, sentimen pasar terlihat memburuk di awal pekan dan tampaknya sejalan dengan kemerosotan pasar ekuitas AS yang terjadi sejak akhir pekan lalu hingga sesi Asia pagi ini," ungkap Kelvin Wong, analis pasar di CMC Markets.

Wong menambahkan, "(Penurunan harga minyak) ini karena kekhawatiran pelaku pasar atas pembatasan yang dilakukan untuk meredam penyebaran varian Omicron dapat menekan aktivitas ekonomi di banyak negara. Hal ini (berpotensi) membayangi prospek permintaan ke depannya."

 

Pasokan Minyak AS Berpotensi Meningkat

Selain kekhawatiran terkait COVID Omicron, harga minyak juga ditekan oleh data perusahaan energi AS yang melaporkan kenaikan jumlah Rig migas sepanjang pekan lalu. Sebagai informasi, jumlah Rig biasanya menjadi indikator awal produksi di masa mendatang. Apabila Rig meningkat, maka dapat dipastikan output minyak akan bertambah. Padahal, industri energi saat ini masih diliputi oleh ketidakpastian akibat Omicron.

Perhatian pasar selanjutnya akan tertuju pada pengumuman kebijakan produksi OPEC setelah pertemuan anggota digelar awal Januari 2022 mendatang.

Download Seputarforex App

296995
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.