Seputarforex - Harga minyak dunia menguat lebih dari 3 persen karena keputusan OPEC+ yang memutuskan untuk mengurangi output demi menjaga keseimbangan harga minyak. Pada Selasa pagi (06/September), minyak Brent menguat 0.27 persen kisaran $95.42 per barel, sementara minyak WTI naik 0.26 persen di $89.18 per barel.
Harga minyak sempat melesat lebih dari $4 per barel pada awal pekan, namun tertahan oleh komentar Joe Biden yang berkomitmen untuk menopang pasokan energi dan menurunkan harga.
Minyak baru menguat lagi setelah OPEC+ untuk memangkas output sebesar 100 ribu per barrel (bph). Harga minyak semakin menguat setelah petinggi OPEC+ mengatakan siap mengadakan pertemuan kapan saja untuk menyesuaikan produksi sebelum pertemuan terjadwal berikutnya pada 5 Oktober mendatang.
"(Pernyataan OPEC) ini merupakan pesan simbolis yang ingin disampaikan kepada pasar bahwa kenaikan output 100,000 barrel per hari bukanlah sebuah masalah yang besar. Apa yang mungkin akan kita lihat di pasar adalah penetapan harga pada sebagian skenario terburuk," kata Craig Erlam, analis senior OANDA dalam sebuah catatan.
Produsen utama OPEC, Arab Saudi, melihat pemotongan output sebesar 100,000 bph atau 0.1 persen dari pasokan harian global dapat mengatasi apa yang dilihatnya sebagai penurunan harga minyak secara berlebihan dalam beberapa waktu terakhir. Pernyataan senada juga dilontarkan Menteri Energi Rusia, Nikolai Shulginov. Ia mengatakan jika Rusia kemungkinan akan memangkas output sebesar 2 persen tahun ini.
"Gambaran yang lebih besar adalah OPEC+ memproduksi jauh di bawah target produksinya mengingat Angola dan Nigeria menghadapi kendala pasokan. Kami melihat output OPEC tidak dapat kembali ke level pra-pandemi," ungkap Caroline Bain, kepala analis komoditas di Capital Economics.