Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 2 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 2 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 2 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 2 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Pasar Tenaga Kerja AS Redup, Dolar Tertekan

Penulis

Dolar AS melemah setelah rilis data JOLTs menunjukkan penurunan lowongan pekerjaan selama bulan Maret.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Indeks Dolar AS (DXY) melemah di bawah ambang 102.00 pada perdagangan Asia hari Rabu (03/Mei), terbebani oleh kemerosotan data JOLTs pada bulan Maret. Memburuknya data lowongan pekerjaan AS itu menggarisbawahi prospek ekonomi yang meredup dan meningkatkan kekhawatiran jelang pengumuman kebijakan The Fed.

Dolar Tertekan

Publikasi data JOLTs tadi malam menunjukkan lowongan pekerjaan yang tersedia sebanyak 9.59 juta pada bulan Maret. Jumlah ini lebih rendah dari ekspektasi 9.775 juta, dan merosot cukup signifikan dari 9.974 juta lowongan pekerjaan pada periode sebelumnya. Data lowongan kerja bahkan sudah terus menurun dalam tiga bulan terakhir.

Kendati demikian, data JOLTs saat ini masih lebih tinggi jika dihitung dalam basis tahunan. Penurunan jumlah lowongan kerja dalam kuartal pertama 2023 justru mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS dapat membantu upaya The Fed dalam melawan inflasi.

The Fed sendiri akan mengumumkan suku bunga dan kebijakan moneter terbarunya pada Kamis dini hari nanti. Pasar sudah mengekspektasikan bahwa bank sentral AS itu akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps. Selebihnya, mereka ingin mencari petunjuk lebih jauh mengenai arah kebijakan selanjutnya dalam statement Jerome Powell.

"Pergerakan mata uang pekan ini bergantung pada apakah pernyataan The Fed akan hawkish atau dovish. Tetapi kami mengharapkan statement Powell lebih hawkish dari ekspektasi pasar karena inflasi masih terlalu tinggi dan pasar tenaga kerja yang ketat, terlepas dari penurunan baru-baru ini dari kedua indikator tersebut," kata Joseph Capurso, kepala analis ekonomi internasional di Commonwealth Bank of Australia.

Selain inflasi dan tenaga kerja, kebijakan The Fed pekan ini juga dibebani oleh sisa masalah dari krisis perbankan. Rencana anggaran pemerintah AS pun berpotensi menimbulkan risiko sehubungan dengan plafon utang yang akan mencapai batas pada 1 Juni mendatang.

Download Seputarforex App

299344
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.