Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 1 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 1 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 1 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 1 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 1 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 1 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Pemotongan Output OPEC Ditentang AS, Harga Minyak Terkoreksi

Penulis

Amerika Serikat menentang keputusan OPEC untuk memangkas output karena dianggap berisiko menekan perekonomian global.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Amerika Serikat belum lama ini menyuarakan ketidaksetujuan atas langkah OPEC dalam memotong produksi minyak di awal Oktober. Pada saat berita ini diturunkan, minyak Brent melemah 1.48 persen pada kisaran $98.05 per barel. Sementara itu, minyak mentah AS (WTI) berada pada kisaran $92.03 per barel atau turun 1.51 persen.

Harga minyak terkoreksi

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, menyebut jika keputusan Organisasi Negara Eksportir Minyak itu sebagai tindakan yang tidak bijaksana. Yellen juga mengatakan jika kebijakan OPEC memangkas produksi secara masif pada bulan ini akan mendorong harga minyak kembali naik dan pada akhirnya berdampak terhadap perekonomian global, terutama negara berkembang.

"Kami khawatir terhadap kondisi perekonomian negara berkembang yang akan semakin memburuk atas kenaikan harga energi dunia dan akan meningkatkan inflasi," kata Yellen yang mengkritik tindakan lamban negara sekutu dalam mengirim bantuan keuangan kepada Ukraina.

Gedung Putih memang sedang gencar-gencarnya menolak tindakan OPEC karena dapat memicu lonjakan harga energi dunia jelang musim dingin akhir tahun ini. Sebagian analis menilai jika pemerintahan Biden ngoto menurunkan harga minyak untuk mempertahankan posisi partai Demokrat di Kongres menjelang pelaksanaan Midterm Election.

 

Rusia Dukung Langkah OPEC

Di tempat terpisah, juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, justru mengapresiasi keputusan OPEC yang dinilai sebagai kerja bagus untuk menyeimbangkan kekacauan yang telah dilakukan Amerika Serikat terhadap pasar energi dunia.

Peskov menambahkan bahwa Amerika Serikat mulai gelisah karena harga minyak naik sesuai OPEC memangkas produksi dalam volume yang cukup besar. Menurutnya, AS berusaha meningkatkan pelepasan cadangan minyak strategis ke pasaran guna meredam lonjakan harga minyak.

"Mereka (Amerika Serikat -red) mencoba melepas lebih banyak cadangan minyak strategis untuk memanipulasi harga pasar. Kami menilai manuver yang dilakukan AS akan berdampak kurang baik," pungkas Peskov.

Keputusan OPEC memangkas produksi bulan ini kian memperburuk hubungan antara pemerintahan Biden dengan Arab Saudi yang notabene adalah pemimpin OPEC. Hubungan AS dan Saudi memang pasang surut dalam beberapa bulan terakhir, terutama karena perbedaan kebijakan produksi di tengah lonjakan harga minyak sejak awal tahun.

Download Seputarforex App

298355
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.