EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 151.430   |   GBP/USD 1.261   |   AUD/USD 0.649   |   Gold 2,210.98/oz   |   Silver 24.75/oz   |   Wall Street 39,757.32   |   Nasdaq 16,418.89   |   IDX 7,288.81   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   Pound Sterling menghadapi tekanan di tengah kuatnya penurunan suku bunga BoE, 5 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Menurut analis ING, EUR/USD berpotensi menuju 1.0780 atau mungkin 1.0750 di bawah Support 1.0800. , 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik ke dekat level 0.9060 karena penghindaran risiko, amati indikator utama Swiss, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD menarget sisi bawah selanjutnya terletak di area 1.2600-1.2605, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 11 jam lalu, #Saham Indonesia

Pengaruh Notulen FOMC Memudar, USD Selip

Penulis

Indeks Dolar AS melandai kembali ke bawah ambang 90.00 pada awal perdagangan sesi Asia hari Jumat ini, setelah yield Obligasi AS mundur dari rekor tinggi.

Seputarforex.com - Indeks Dolar AS melandai kembali ke bawah ambang 90.00 pada awal perdagangan sesi Asia hari Jumat ini (23/Februari), setelah yield Obligasi AS mundur dari rekor tinggi. Seorang pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/Fed) menyampaikan bahwa ekspektasi kenaikan suku bunga sebanyak empat kali agak berlebihan, sehingga pasar menarik kembali optimisme yang sebelumnya merebak seusai rilis notulen rapat kebijakan moneter AS (FOMC).

Dolar AS

 

James Bullard Dan Randall Quarles

Dalam rapat FOMC bulan Desember 2017, bank sentral AS mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali dalam tahun 2018, dengan masing-masing sebanyak 25 basis poin. Indikasi tersebut diperkuat oleh pernyataan pasca rapat FOMC bulan Januari. Namun, sebagian pelaku pasar sempat meningkatkan perkiraan jumlah kenaikan suku bunga menjadi empat kali, karena Notulen FOMC Januari mengungkapkan bahwa beberapa pejabat Fed menilai ada kemungkinan perekonomian mengalami lonjakan tahun ini dengan dorongan kebijakan pemangkasan pajak yang dirintis oleh Presiden Donald Trump.

Sayangnya, pernyataan terbaru dari salah satu pejabat Fed mementahkan ekspektasi tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan CNBC kemarin malam, Presiden Fed St Louis, James Bullard, menyatakan para pejabat bank sentral perlu berhati-hati, jangan sampai menaikkan suku bunga terlalu cepat tahun ini, karena bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.

James Bullard

 

"Ide bahwa kita perlu menaikkan (suku bunga) 100 basis poin pada 2018, nampak terlalu banyak bagi saya," katanya, "Semua (data) harus bagus. Perekonomian harus membuat banyak kejutan yang lebih baik dari perkiraan dalam setahun. Saya tak yakin itu adalah cara yang benar untuk berpikir tentang 2018."

Bullard menilai, Fed tetap harus mengikuti kondisi ekonomi, yang meskipun saat menunjukkan kekuatan, tetapi inflasi masih lemah. Ia juga tak memperkirakan inflasi akan melonjak secara mendadak, setelah bertahun-tahun berkubang di bawah target.

Pendapat Bullard agak berbeda dengan Randal Quarles, anggota Dewan Gubernur Fed baru yang notabene termasuk anggota FOMC 2018. Dalam kesempatan berbeda di hari yang sama, Quarles menghimbau agar inflasi yang belum mencapai target, tak menjadi penghalang bagi suku bunga untuk dinaikkan.

Randall Quarles

 

"Setelah mengevaluasi data terbaru, kesimpulan saya adalah kekurangan inflasi saat ini dari target kemungkinan besar karena faktor-faktor sementara yang akan memudar sepanjang 2018, (dan) mendorong inflasi kembali ke target," ungkap Quarles pada Simposium Keuangan Internasional Ke-26 di Tokyo.

 

Yield Obligasi AS Mengendur

Pendapat Bullard dan Quarles mengingatkan pelaku pasar bahwa kemungkinan tetaplah kemungkinan. Pada prakteknya, proyeksi awal kenaikan suku bunga AS sebanyak tiga kali saja belum tentu terwujud. Sejalan dengan itu, yield Obligasi AS mundur ke 2.926%, dari level tinggi empat tahun pada 2.957%. Pasar ekuitas yang sebelumnya sempat terpukul akibat kenaikan yield Obligasi AS pun kembali merangkak naik, dengan Dow Jones Index meningkat 164.7 poin, atau 0.66%; meskipun NASDAQ masih tertekan.

Indeks Saham Dunia 23 Februari 2018

 

Indeks Dolar AS (DXY) ditutup pada 89.72 pada hari Kamis, setelah sempat mencapai high pada 90.24. Saat berita ditulis pada Jumat pagi, barometer pengukur kekuatan Dolar AS terhadap sejumlah mata uang mayor ini hanya naik tipis ke 89.87. USD/JPY menggeliat kembali dengan mencatat +0.15% dalam perdagangan intraday ke 106.90, sejalan dengan kebangkitan Nikkei 225. Namun, EUR/USD melandai 0.15% ke 1.2311, dan AUD/USD turun dalam persentase serupa ke 0.7833

282535
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.