Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 2 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 2 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 2 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 2 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Petinggi Ripple Cermati Kelemahan Utama Libra

Penulis

Dinilai terlalu eksklusif, Libra dituding menerapkan sistem monopoli produk seperti Apple yang bisa meragukan para pelaku pasar kripto.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Salah seorang pejabat senior dari Ripple, Marcus Treacher, baru-baru ini memberikan pernyataan terkait Libra dalam sesi wawancara dengan CNBC. Ia menyampaikan bahwa kelemahan utama pada Libra Facebook adalah sistem tertutup yang dimilikinya. Jika diumpamakan, maka seluk-beluk Libra ini ibaratnya sama seperti "taman bertembok" atau walled garden.

Marcus Treacher

Sistem "taman bertembok" sebelum ini populer digunakan oleh Apple. Dalam penggunaan model tersebut, raksasa teknologi Apple mempertahankan kontrol penuh pada perangkat lunak, aplikasi, juga aksesoris yang mereka gunakan secara eksklusif di perangkat. Strategi yang pernah ditempuh oleh Apple ini mendapatkan banyak sekali kecaman. Pasalnya, walled garden dikenal sangat merugikan karena praktik monopoli yang diterapkannya.

Dalam kaitannya dengan sistem Libra, Treacher menyoroti jika walled garden hanya akan memberi kontrol pada para pemain-pemain besar seperti Facebook, Visa, MasterCard, Uber, dan Paypal. Hal tersebut memberikan batasan terhadap pemain luar dari ekosistem Libra, sehingga tidak sesuai dengan asas desentralisasi yang dipegang teguh di pasar kripto.

Dalam melontarkan kritiknya terhadap Libra, Marcus Treacher juga membandingkan sistem Libra dengan Ripple. Ia mengungkapkan bahwa jaringan Ripple tidak memiliki batasan, dan bisa menghubungkan semua pengguna yang ingin memanfaatkan teknologinya.

Sekalipun begitu, Treacher tak menampik jika inisiatif raksasa Silicon Valley seperti Facebook untuk mengambil peran dalam pasar mata uang digital adalah hal yang positif.

 

Peluncuran Libra Berpotensi Ditunda

Karena masih terganjal kontroversi regulasi dari pemerintah global, rilis mata uang kripto Facebook terancam ditunda. Sebelumnya, Facebook mengumumkan akan meluncurkan Libra pada Juni 2020 mendatang. Namun nyatanya, rencana itu banyak diragukan. Bahkan, pemerintah Prancis dan Jerman sudah mantap akan memblokir Libra.

Meski mendapatkan banyak pertentangan, Asosiasi Libra yang merupakan mitra Facebook tetap optimistis Libra akan diluncurkan pada tahun depan. Pihak mereka saat ini terus berupaya meredam kekhawatiran para pelaku pasar dan otoritas global terkait "ancaman" Libra.

290346
Penulis

Seorang trader sejak 2012 yang mempunyai hobi menulis. Suka membahas serunya persaingan ekonomi antar negara dengan sebuah tulisan. Aktivitas trading menggunakan Price Action dan rumor fundamental saja. Karena trading itu memang simpel.