Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 8 jam lalu, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 9 jam lalu, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 9 jam lalu, #Forex Teknikal
Selengkapnya

PM May Aktifkan Article 50 Tanggal 29 Maret, Sterling Terguling

Penulis

PM Theresa May akan memicu Article 50 pada tanggal 29 Maret minggu depan. Setelah itu, negosiasi dua tahun dengan Uni Eropa (UE) akan resmi dimulai.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex.com - Sempat tergelincir kemarin malam, Sterling mulai merangkak naik di sesi perdagangan Asia, Selasa (21/Mar) pagi ini terhadap Dolar AS. Mata uang Inggris tersebut terguling dari level tinggi tiga minggunya menyusul kabar bahwa PM Theresa May akan memicu Article 50 pada tanggal 29 Maret minggu depan. Setelah itu, negosiasi dua tahun dengan Uni Eropa (UE) akan resmi dimulai.

theresa-may

Pemerintah Inggris mengatakan bahwa duta resmi Inggris untuk UE telah diutus untuk menyampaikan informasi kepada Presiden Dewan Uni Eropa, Donald Tusk, tentang tanggal pengaktifan Article 50 itu berikut mekanisme awal keluarnya Inggris dari UE.

Alhasil, GBP/USD yang sempat menyemai kenaikan hingga tiga persen minggu lalu, terjerembap ke level 1.2335. Tetapi, kemerosotan tersebut tak lama. GBP/USD langsung pulih ke angka 1.2350. Saat berita ditulis pagi ini, pair berjuluk Cable itu sedang diperdagangkan pada kisaran 1.2366, masih 0.4 persen lebih rendah daripada sebelum berita dirilis. Terhadap Euro, Pound melorot hingga setengah persen terhadap Euro dengan diperdagangkan di level 0.87. Pagi ini, EUR/GBP diperdagangkan di angka 0.8702. Para analis pun telah memperkirakan bagaimana kondisi Poundsterling saat Article 50 diaktifkan.


Pasar Sudah Tahu, Tapi Masih Kaget

Menurut Neil Wilson, analis di broker ETX Capital, walaupun rencana-rencana Brexit sudah tergambar jelas, tetapi faktanya, eksekusi secara nyata masih saja memberikan pukulan di pasar, utamanya pasar Inggris sendiri. "Saat ini kita sedang berada dalam periode volatil untuk Poundsterling dan aset-aset Inggris karena pemerintah telah memulai negosiasi Brexit yang sangat menantang," kata Wilson.

Poundsterling telah loss lima kali terhadap Dolar AS dan mencapai penurunan 13 persen terhadap Euro semenjak vote Brexit. Jangan lupa bahwa masih ada pula isu Kemerdekaan Skotlandia dari Inggris yang berpotensi juga menekan Sterling dan menimbulkan ketidakpastian. Meski demikian, analis Goldman Sachs memperkirakan, pekan yang minim rilis data kali ini tidak akan membuat penurunan yang signifikan pada Poundsterling.

278153
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.