Seputarforex - Pound sterling menjadi satu-satunya mata uang mayor yang berhasil menggungguli dolar AS pada awal sesi Eropa hari Selasa (21/Februari). GBP/USD melonjak sekitar 0.5 persen sampai kisaran tertinggi empat hari pada 1.2114, sementara EUR/GBP merosot sekitar 0.7 persen pada kisaran 0.8800. GBP/JPY pun menduduki rekor tertinggi sejak 20 Desember. Namun, masih ada keraguan yang membayangi reli pound sterling dari segi fundamental.
Grafik GBP/USD Daily via TradingView
S&P Global melaporkan hasil survei Purchasing Managers' Index preliminer bulan Februari 2023 untuk sektor jasa Inggris meroket dari 48.7 ke 53.3, jauh lebih baik daripada estimasi yang dipatok pada 49.2. Angka PMI di bawah 50 menandakan kontraksi, sedangkan angka di atas 50 menandakan ekspansi.
Skor PMI Manufaktur Inggris juga membaik dari 47.0 ke 49.2, lebih tinggi daripada estimasi yang hanya 47.5. Skor PMI Inggris secara komposit keluar dari teritori resesi dengan kenaikan dari 48.5 ke 53.0.
Sektor jasa mencakup sekitar 80% aktivitas ekonomi Inggris, sehingga perbaikan dalam rangkaian data ini berimbas besar di mata analis. Apabila data-data akurat dan terus membaik, Inggris bisa benar-benar lolos dari ancaman resesi yang menjadi momok sejak tahun lalu.
S&P Global mengatakan bahwa penurunan ketidakpastian ekonomi, penurunan inflasi, dan berkurangnya gangguan pasokan, telah mendorong kenaikan permintaan konsumen dan memperbaiki keyakinan bisnis. Peningkatan dalam permintaan konsumen berkontribusi meningkatkan pesanan dan ketenagakerjaan. Konsekuensinya, bank sentral Inggris (BoE) kemungkinan harus mengambil sikap lebih hawkish.
"Ketangguhan perekonomian dan kuatnya pengukuran inflasi dalam survei ini meningkatkan kemungkinan BoE akan mengetatkan kebijakan moneter lebih lanjut, dan kemungkinan secara lebih agresif," kata Chris Williamson, Kepala Ekonom Bisnis di S&P Global Market Intelligence.
Tak semua pakar sepakat. Pantheon Macroeconomics mempertahankan proyeksi penurunan GDP Inggris untuk kuartal pertama dan kedua tahun ini. Samuel Tombs, Kepala Ekonom Inggris di Pantheon Macroeconomics, menilai terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa ekonomi Inggris sudah keluar dari resesi hanya dengan satu angka PMI di atas 50.
"PMI hanyalah pengukuran kasar atas aktivitas (ekonomi) dan seringkali terlalu dipengaruhi oleh sentimen. Saat ini, para manajer pembelian kemungkinan (hanya) merasa lega bahwa outlook ekonomi tak seburuk perkiraan pada kuartal keempat (2022), karena ekspektasi suku bunga dan harga energi borongan telah jatuh sejak saat itu, sedangkan harga-harga saham telah meningkat," ujar Tombs.
