Seputarforex.com - Pada hari Kamis (30/April), Biro Statistik China mempublikasikan data PMI Manufaktur bulan April 2020 yang berada di level 50.8, sedikit menurun dibandingkan angka pada periode sebelumnya yang 52.0. Rilis data Manufaktur tersebut juga berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 51.0. Sebagai catatan, pembacaan level di atas 50.0 mengindikasikan kondisi ekspansi, sedangkan kontraksi terkonfirmasi apabila Indeks berada di bawah level 50.0.
Aktivitas manufaktur China sejatinya masih jauh lebih baik ketimbang kondisi pada bulan Februari lalu, saat Indeks PMI Manufaktur terperosok hingga menyentuh level 35.7. Rebound tajam kemudian terjadi pada bulan Maret setelah pembatasan lockdown mulai ditiadakan.
Manufaktur China Hadapi Tantangan Baru
Indeks manufaktur yang sedikit melunak pada bulan ini mencerminkan kekhawatiran akan tantangan baru, meski pemerintah China sudah membuka kembali perekonomian setelah lockdown diberlakukan di beberapa kota besar pada bulan Februari lalu. Tantangan tersebut hadir dalam bentuk potensi perlambatan permintaan dari luar negeri terhadap barang-barang China. Pasalnya, pandemi Corona yang hingga kini telah menyebar ke seluruh dunia, telah menghambat aktivitas ekonomi secara global. Menurut keterangan dari Biro Statistik China, sektor yang paling terdampak adalah tekstil dan pakaian jadi hingga sektor kimia.
Praktis, ekonomi global yang berada di jurang resesi akan menjadi hambatan baru bagi sektor manufaktur China untuk kembali pulih. Analis melihat bahwa terdapat kemungkinan Indeks Manufaktur China akan menghadapi rintangan pada bulan-bulan mendatang.
"Penyebaran pandemi COVID-19 yang berakselerasi sangat cepat di luar negeri telah membayangi perekonomian global yang berpotensi terkontraksi tajam," kata Biro Statistik China. Lembaga tersebut juga mengkonfirmasi bahwa perdagangan luar negeri China akan menghadapi tantangan yang lebih besar di waktu mendatang.