Seputarforex - Pada hari Kamis (31/Desember), Biro Statistik Nasional China mempublikasikan data PMI Manufaktur untuk periode Desember 2020 yang mencapai level 51.9. Angka ini berada di bawah ekspektasi pertumbuhan ke 52.0 dan turun dari rilis periode sebelumnya di 52.1.
Dalam rilis terpisah, data PMI Jasa untuk bulan Desember dilaporkan berada pada level 55.7, berekspansi lebih lambat dibandingkan pencapaian bulan sebelumnya di 56.4. Sementara itu, PMI Komposit yang mencakup sektor Manufaktur dan Jasaa turun dari 55.7 menjadi 55.1.
Sektor Manufaktur China tetap didukung oleh kokohnya permintaan domestik dan luar negeri. Namun, prospek ke depan diperkirakan masih akan dibayangi oleh penyebaran mutasi virus Corona baru asal Inggris. Di sisi lain, sektor Jasa China tetap berakselerasi secara solid dalam beberapa bulan terakhir karena didukung oleh permintaan konsumen seiring pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19.
Secara garis besar, baik sektor Manufaktur maupun Jasa tetap berada di jalur ekspansif meski mengalami sedikit perlambatan di akhir tahun 2020. Keduanya masih bertahan di atas level 50.0 yang menjadi batas antara kontraksi dan ekspansi.
Dolar Kian Merosot Versus Yuan
Rilis data PMI Manufaktur dan Jasa China yang berada di bawah ekspektasi pagi ini tidak serta merta menekan pergerakan mata uang Yuan terhadap Dolar AS. Yuan menguat cukup signifikan melawan Greenback, tercermin pada pair USD/CNH yang saat ini diperdagangkan melemah pada kisaran 6.4964.
Yuan diuntungkan atas pelemahan dolar AS yang telah terjadi dalam beberapa waktu terakhir, terutama setelah Presiden Trump menandatangani RUU stimulus bantuan COVID-19. Disamping itu, sentimen risk-on yang solid juga didukung oleh rencana pemerintahan presiden terpilih Joe Biden untuk meloloskan paket stimulus dalam jumlah lebih besar. Dolar AS pun melemah terhadap mata uang utama lain seperti Euro, Sterling, hingga trio mata uang komoditas (AUD, CAD dan NZD).