Seputarforex - Dalam pidatonya dini hari tadi (23/Juni), Jerome Powell secara gamblang menegaskan komitmen The Fed untuk mendukung pemulihan sektor tenaga kerja AS. Ketua The Fed tersebut juga mengatakan bahwa bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga terlalu cepat hanya didasari oleh ketakutan terhadap lonjakan inflasi.
"Kami tidak akan menaikkan suku bunga terlebih dulu karena kekhawatiran terhadap lonjakan inflasi baru-baru ini yang kemungkinan bersifat sementara. Justru, kami akan menunggu bukti inflasi aktual atau ketidakseimbangan lainnya," tegas Powell yang berpidato di hadapan panel House of Representatives.
Lonjakan inflasi AS yang menyentuh rekor tertinggi 13 tahun baru-baru ini telah memantik reaksi dari berbagai pihak, tidak terkecuali Kongres AS yang mendesak The Fed untuk segera melakukan intervensi.
Namun, Powell dengan tegas mengatakan bahwa kenaikan inflasi AS dalam beberapa bulan terakhir sebenarnya tidak selalu mencerminkan kondisi pemulihan ekonomi secara luas. Menurut Powell, tekanan inflasi yang melonjak seperti sekarang ini akan mereda dengan sendirinya. Lebih jauh, pasar tenaga kerja yang masih berada di bawah level pra-COVID menjadi alasan utama The Fed untuk tidak terburu-buru menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Dalam lanjutan pidatonya, Powell mengatakan bahwa The Fed tetap akan mencermati data pasar sebelum menetapkan kebijakan moneter yang akan datang. "Kami tidak hanya berpatokan pada angka pengangguran, melainkan semua komponen ekonomi untuk memastikan perekonomian benar-benar telah pulih sepenuhnya," ujar Powell.
Dolar AS Kembali Tertekan
Isi pidato Powell tadi malam sedikit meredupkan euforia pasca pernyataan The Fed pekan lalu. Alhasil, Indeks Dolar AS merosot dari level 92.13 ke kisaran 91.64. Saat berita ini diturunkan, indeks yang mengukur kekuatan Dolar terhadap enam mata uang mayor itu sedikit terkoreksi dan bergerak di kisaran 91.84.