EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 7 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 7 jam lalu, #Saham AS

Powell The Fed: Prospek Rate Cut Bukan Karena Tekanan Politik

Penulis

Ketua The Fed Jerome Powell menampik isu bahwa prospek Rate Cut The Fed muncul gara-gara desakan Trump. Kebijakan tersebut akan diambil murni dari data dan kondisi ekonomi.

Seputarforex.com - Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa kebijakan bank sentral AS terpisah dari tekanan politik jangka pendek. Pernyataan tersebut disampaikannya untuk menepis rumor bahwa para pembuat kebijakan bergulat untuk memotong suku bunga akibat ditekan oleh Presiden AS Donald Trump.

"Kongres memilih untuk memisahkan The Fed seperti ini, karena mereka telah memahami bahaya yang sering timbul saat kebijakan (moneter) dibengkokkan demi kepentingan politik jangka pendek. Bank-bank sentral di sebagian besar negara demokrasi lain di dunia juga memiliki indepensi semacam ini," kata Powell dalam pidatonya di Council on Foreign Relations di New York, Rabu (26/Juni) dini hari.

powell

Presiden Trump memang kerap mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap pengetatan moneter The Fed, khususnya kenaikan suku bunga. Awal pekan ini, Trump mengatakan bahwa dirinya punya kuasa untuk mendepak Powell. Namun, para pakar ekonom yakin bahwa hampir tak mungkin bagi Trump untuk melakukan hal itu.

 

The Fed Masih Memastikan Seberapa Perlunya Kebijakan Akomodatif

Powell juga menegaskan bahwa bank sentral masih melihat prospek pertumbuhan yang kuat, dengan rendahnya pengangguran dan inflasi AS yang mendekati target tahunan The Fed di level 2 persen. Akan tetapi, ia dan rekan-rekannya masih bergulat dengan ketidakpastian perdagangan dan isu-isu lainnya jika memang level suku bunga perlu diturunkan.

"Pertanyaan saya dan rekan-rekan adalah seputar apakah ketidakpastian ini akan terus membebani Outlook atau tidak, sehingga membutuhkan akomodasi kebijakan tambahan," kata Powell.

"Sejumlah anggota FOMC menilai bahwa kasus yang membutuhkan kebijakan akomodatif memang mulai menguat. Namun, kami juga berhati-hati untuk menjaga kebijakan moneter agar tak terlalu reaktif terhadap data individual ataupun hentakan jangka pendek yang terjadi dalam sentimen. (Jika tak berhati-hati) maka hal itu akan berisiko menambah ketidakpastian pada Outlook. Kami akan memantau dengan seksama implikasi informasi yang masuk untuk prospek ekonomi, dan akan bertindak dengan kesesuaian demi mempertahankan ekspansi. "

Merespon pernyataan Jerome Powell, indeks-indeks saham AS jeblok, sedangkan yield obligasi US Treasury naik. Sementara itu, Indeks Dolar AS--yang tadinya flat pasca data Kepercayaan Konsumen--mendulang kenaikan di time frame 1-jam.

dxy

288964
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.