EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 8 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 8 jam lalu, #Saham AS

Prelim GDP AS Kuartal Pertama Direvisi Turun, Dolar Melemah

Penulis

Di luar ekspektasi, Prelim GDP AS di kuartal pertama 2018 direvisi turun dari 2.3 persen menjadi 2.2 persen. Dolar melemah menyusul rilis data ini.

Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal pertama sedikit melambat dari rilis sebelumnya, terlihat dari laporan Prelim GDP Q1 yang direvisi turun akibat penyesuaian perhitungan Inventory Investment dan Belanja Konsumen. Akibatnya, Dolar melemah di awal sesi New York malam ini terhadap major currencies setelah reli dalam beberapa hari terakhir.

 

Prelim GDP AS Kuartal Pertama Direvisi

Departemen Perdagangan AS pada hari Rabu (30/Mei) merilis data Prelim GDP kuartal pertama yang direvisi turun menjadi 2.2 persen, dari rilis sebelumnya yang sebesar 2.3 persen. Hasil ini mengecewakan prediksi ekonom dalam sebuah jajak pendapat sebelumnya yang memperkirakan laporan Prelim GDP tidak berubah dari 2.3 persen. Revisi untuk Prelim GDP AS di kuartal pertama 2018 itu juga di bawah pertumbuhan ekonomi kuartal empat 2017 yang sebesar 2.9 persen.

Meski direvisi turun, rilis data GDP malam ini merupakan laju tercepat pertumbuhan kuartal pertama sejak 2016, dan mencerminkan dorongan ekspansi ekonomi Negeri Paman Sam sebagai dampak lanjutan dari program pemotongan pajak perusahaan dari 35 persen menjadi 21 persen.

Ekonom berpendapat bahwa terdapat tanda-tanda ekonomi mengumpulkan momentum untuk pertumbuhan yang lebih kuat pada kuartal kedua. Hal itu didasarkan pada hasil rilis data ekonomi seperti belanja konsumen yang solid, investasi bisnis, dan peralatan serta produksi sektor industri yang positif selama April. Namun demikian, pasar properti AS diprediksi bakal menghambat laju pertumbuhan ekonomi kuartal kedua.

 

Belanja Konsumen Direvisi Turun

Pertumbuhan ekonomi AS kuartal pertama yang direvisi turun sebesar 0.1 persen menjadi 2.2 persen pada rilis Prelim GDP malam ini, secara keseluruhan disebabkan oleh revisi pada perhitungan belanja konsumen yang berkontribusi 2/3 dari ekonomi. Pertumbuhan Consumer Spending AS sedikit menurun menjadi 1.0 persen, dari kenaikan 1.1 persen pada laporan Advance GDP kuartal pertama bulan lalu.

Sementara itu, belanja bisnis untuk peralatan direvisi naik menjadi 5.5 persen selama kuartal pertama, dari laju 4.7 persen yang diperkirakan bulan lalu. Lonjakan belanja bisnis tersebut tidak sebaik pertumbuhan dua digit pada paruh kedua 2017 lalu.

 

Dolar Melemah Terhadap Mata Uang Safe Haven

Pada pukul 20:11 WIB, pergerakan Dolar terpantau melemah terhadap major currencies lain, setelah menguat dalam beberapa hari terakhir. Pelemahan Greenback paling dominan terhadap mata uang safe haven seperti Yen dan Franc Swiss. Sementara itu, Greenback juga melemah terhadap Euro setelah muncul sentimen positif menyusul upaya dari pemerintah Italia yang berupaya menyelesaikan kisruh politik. Pair EUR/USD diperdagangkan pada level 1.1629 atau menguat 0.96 persen dalam time frame harian.

283878
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.