Advertisement

iklan

Anggota Kongres AS meminta penggantian Ketua SEC, Gary Gensler, dengan alasan penyalahgunaan kekuasaan dan promosi agenda politik yang kontroversial, 1 hari, #Kripto Fundamental   |   Kondisi jenuh jual berpotensi memicu koreksi XAU/USD, 1 hari, #Emas Teknikal   |   USD/CHF bertahan di dekat puncak beberapa bulan, di atas level 0.9200 berkat penguatan USD, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Menurut analisa UOB, pergerakan EUR/USD selanjutnya adalah di level 1.0430, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Emiten rumah sakit, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) menargetkan pendapatan usaha perseroan tumbuh 30% pada 2023, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Kepala Eksekutif Meta Platforms (NASDAQ: META), Mark Zuckerberg, meluncurkan produk AI baru untuk konsumen pada hari Rabu, 1 hari, #Saham AS   |   Komisi Perdagangan Federal AS mengajukan gugatan antimonopoli terhadap Amazon.com (NASDAQ: AMZN) dan meminta pengadilan untuk mempertimbangkan memaksa peritel online tersebut menjual asetnya, 1 hari, #Saham AS   |   Saham C3.ai (NYSE: AI) Inc. mengalami kenaikan signifikan sebesar 3.34% menjadi $24.42 pada hari Rabu, mengakhiri penurunan beruntun selama lima hari, 1 hari, #Saham AS
Selengkapnya

Proyeksi GDP China Mengecewakan, Harga Minyak Melemah

Penulis

Harga minyak melemah setelah pemerintah China mengumumkan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah ketimbang ekspektasi pasar.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Harga minyak mentah dunia dibuka melemah pada perdagangan awal pekan (6/Maret). Pada saat berita dimuat, minyak Brent melemah 0.84 persen pada kisaran $85.21 per barel, sementara minyak WTI melemah 0.93 persen di $79.08 per barel.

Harga Minyak Melemah

Harga minyak sempat melaju signifikan pada minggu lalu menyusul optimisme pasar atas membaiknya data ekonomi China. Pasalnya, sektor investasi bisnis dan manufaktur di negeri tersebut semakin pulih setelah pembatasan pandemi dihapuskan pada awal tahun ini.

Namun, reli harga minyak tidak bertahan lama setelah pemerintah China mengumumkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini dipatok sebesar 5 persen. Angka ini memang naik ketimbang target pertumbuhan 3 persen pada tahun 2022, namun lebih rendah daripada ekspektasi ekonom.

Proyeksi GDP yang lebih rendah itu tentu saja mengecewakan pelaku pasar terutama investor minyak yang mengharapkan perekonomian China dapat rebound tajam tahun ini. Kekecewaan pasar pun berimbas pada harga minyak yang harus melemah sejak sesi perdagangan Asia tadi pagi.

Analis ING mengatakan bahwa salah satu alasan mengapa pemerintah China tidak ingin sesumbar dalam menentukan proyeksi pertumbuhan ekonominya adalah permintaan luar negeri yang tahun ini diperkirakan melambat. Penurunan permintaan dalam hal ini dapat memberikan dampak buruk terhadap sektor ekspor China.

 

Investor Tunggu Katalis Berikutnya

Perhatian pasar selanjutnya bergeser pada laporan inflasi dan perdagangan China yang akan dirilis minggu ini. Kedua data ini terbilang sangat penting bagi pasar karena dapat memberikan lebih banyak petunjuk mengenai seberapa solid kondisi perekonomian China pada kuartal pertama 2023.

Selain itu, pasar juga bersiap menanti ketua The Fed Jerome Powell yang akan menyampaikan testimoni pekan ini. Pasar mengharapkan Powell akan menyinggung prospek suku bunga The Fed selanjutnya. Kesaksian Powell diperkirakan dapat menjadi katalis utama yang menentukan arah pergerakan harga minyak dalam jangka pendek.

Download Seputarforex App

299083
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.