Seputarforex - Dolar Australia melemah sekitar 0.4 persen ke kisaran 0.7150-an terhadap Dolar AS pada akhir perdagangan sesi Asia (6/Oktober), meskipun sentimen risk-off global sudah mulai memudar. Aussie juga cenderung tertekan terhadap dolar Kiwi. Aksi jual terpacu gegara pengumuman bank sentral Australia (RBA) yang mengisyaratkan realisasi pemangkasan suku bunga bulan depan.
Grafik AUD/USD Daily via Tradingview.com
Dalam rapat kebijakan hari ini, RBA memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dan target yield obligasi pemerintah pada tingkat 0.25 persen. Akan tetapi, bunyi pernyataan kebijakan RBA mengungkap kemungkinan suku bunga untuk dipangkas ke tingkat 0.1 persen pada bulan November mendatang.
Pada bulan September lalu, Gubernur RBA Philip Lowe mengatakan "terus mempertimbangkan bagaimana kebijakan moneter lebih lanjut dapat mendukung pemulihan". Tapi paragraf yang sama dalam pernyataan bulan ini menyebutkan, "Dewan terus mempertimbangkan bagaimana pelonggaran moneter tambahan dapat mendukung (penciptaan) pekerjaan seiring perekonomian dibuka lebih lanjut (dari lockdown -red)."
Para analis menilai frasa "pelonggaran moneter tambahan" merupakan sinyal konkret bahwa RBA bakal memangkas suku bunga bulan depan, kemudian melakukan ekspansi quantitative easing (QE) mulai tahun depan. Spekulasi ini membebani nilai tukar dolar Australia.
"Kami menganggapnya sebagai indikasi jelas RBA akan memangkas suku bunga jadi 0.1 persen dalam langkah berikutnya," kata David Plank, Kepala Ekonom Australia di ANZ Bank, "Tambahan paragraf terakhir bahwa 'Dewan memandang upaya menyelesaikan tingkat pengangguran yang tinggi sebagai prioritas penting nasional' menandakan dengan kuat bagi kami bahwa pemangkasan suku bunga akan terjadi pada November."
Di saat yang sama, posisi Aussie tertopang oleh memudarnya sentimen risk-off global. Investor antusias menyambut kabar tentang kembalinya Presiden AS Donald Trump ke Gedung Putih setelah menginap di rumah sakit selama tiga malam. Aset-aset high risk seperti ekuitas dan Aussie kembali diminati. Minat risiko juga terdongkrak oleh optimisme terhadap prospek pengesahan stimulus fiskal tambahan di parlemen AS.