EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,150.12   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 2 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 2 jam lalu, #Saham AS

RBA Pangkas Suku Bunga Ke Level Terendah, AUD/USD Justru Menguat

Penulis

Bank Sentral Australia memangkas suku bunga menjadi 1.25 persen di bulan Juni, tetapi pelaku pasar menilai bahwa Statement Gubernur RBA cenderung hawkish.

Bank Sentral Australia (RBA) pada hari Selasa (04/Juni) memangkas suku bunga 25 basis poin dari level 1.50 persen menjadi 1.25 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar. Hal ini menandai penurunan suku bunga RBA untuk pertama kali dalam tiga tahun terakhir, sekaligus menempatkan Cash Rate ke level terendah sepanjang masa.

RBA Pangkas Suku Bunga Ke Level

Langkah RBA dalam menurunkan suku bunga sebenarnya sudah diantisipasi oleh pelaku pasar, menyusul laporan data fundamental Australia terbaru seperti data pertumbuhan lapangan kerja bulan April yang menunjukkan pelemahan di kategori Full Time Employment. Di samping itu, tingkat pengangguran secara tidak terduga naik menjadi 5.2 persen.

Keputusan pemangkasan suku bunga ini juga diambil menjelang rilis GDP Australia Q1 (Year-over-Year) pada hari Rabu besok, yang diperkirakan akan melambat dari 2.3 persen ke 1.8 persen.

 

Statement Lowe Cenderung Hawkish

"Dewan mengambil keputusan (Rate Cut) untuk mendukung pertumbuhan lapangan kerja dan guna memberikan keyakinan yang lebih besar bahwa tingkat Inflasi akan konsisten sesuai target jangka menengah," kata Gubernur RBA, Philip Lowe, dalam sebuah Statement usai mengumumkan suku bunga siang ini.

Selain itu, Lowe juga menegaskan akan terus memantau perkembangan pasar tenaga kerja secara seksama, sebelum melakukan penyesuaian kebijakan suku bunga di masa mendatang untuk mendukung perekonomian secara berkelanjutan dan mencapai target Inflasi.

Pernyataan Lowe disikapi oleh pelaku pasar sebagai sinyal bahwa RBA tidak akan terburu-buru dalam menurunkan suku bunga lebih lanjut. Menurut Lowe, penyesuaian kebijakan suku bunga saja tidak akan cukup dalam menopang perekonomian, karena Australia sedang menghadapi tantangan berat mulai dari utang rumah tangga hingga sektor perumahan yang terus melemah.

"Saya rasa RBA tidak akan tergesa-gesa memangkas suku bunga lebih lanjut dan saya melihat mereka (RBA) akan lebih suka meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk menggenjot ekonomi," kata Kerry Craig, ahli strategi pasar global di JP Morgan Asset Management.

Craig menambahkan, "Dengan pengakuan mereka sendiri, RBA sadar bahwa pemotongan suku bunga ketika mereka sudah berada di level Cash Rate terendah secara historis akan kurang efektif, terutama saat dihadapkan pada masalah tingginya utang rumah tangga."

 

AUD/USD Lanjutkan Reli

Meski pada akhirnya RBA memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, Statement Lowe yang masih belum memberikan petunjuk atas kemungkinan Rate Cut lanjutan sukses menopang reli AUD/USD yang saat ini berada di kisaran 0.6980, atau berada dekat level tertinggi 3 pekan.

RBA Pangkas Suku Bunga Ke Level

Reli dolar Australia terhadap Dolar AS juga didukung oleh penurunan Yield Obligasi AS dan ketegangan pasar setelah Trump mendeklarasikan perang dagang terhadap Meksiko, yang berpotensi semakin menekan perekonomian Negeri Paman Sam.

288740
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.


Komed Halley

saya pikir harga emas juga berperan mensupport aud untuk naik lebih tinggi, selain usd yg memerah, keadaan fundamental aud benar benar di abaikan, karena perang dagang membuat emas laris manis.

 

dan juga laporan nfp usd jumat besok jika tercetak merah bisa membuat aud/usd naik lebih tinggi lagi, benar benar tidak di sarankan untuk di perdagangkan kearah bawah.

 

salam..

Fxnubi

Setuju mastah,

ternyata memang NFP jeblok.. mantap sekali pengamatannya