Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 2 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 2 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 2 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 2 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

RBA Pertahankan Suku Bunga, AUD/USD Tergelincir

Penulis

Bank sentral Australia mempertahankan suku bunga karena masih membutuhkan waktu tambahan untuk menilai dampak kenaikan suku bunga sebelumnya.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Dolar Australia melemah setelah pengumuman kebijakan RBA pada hari Selasa (04/April). Pair AUD/USD saat ini bergerak pada kisaran 0.6745 atau turun 0.54 persen secara harian.

AUD/USD Melemah Pasca Kebijakan RBA

Bank sentral Australia (RBA) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran 3.6 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar. Ini merupakan pertama kalinya RBA membiarkan suku bunga tetap dalam 11 pertemuan terakhir.

Baca juga: Kenaikan Suku Bunga RBA Sesuai Ekspektasi, AUD/USD Melemah

Gubernur Philip Lowe menyatakan bahwa bank sentral memerlukan waktu tambahan untuk menilai dampak kenaikan suku bunga sebelumnya. Selain itu, para pembuat kebijakan ingin melihat prospek ekonomi Australia di tengah kondisi suku bunga tinggi.

Mengenai prospek kenaikan suku bunga di masa mendatang, RBA masih membuka peluang jika langkah tersebut dibutuhkan untuk mengembalikan inflasi ke target bank sentral. "Dewan RBA mengekspektasikan jika pengetatan moneter lebih lanjut mungkin dibutuhkan untuk memastikan inflasi kembali ke target," demikian pernyataan resmi bank sentral Australia tersebut.

Menteri Keuangan Australia, Katy Gallagher, merespon positif kebijakan RBA untuk mempertahankan suku bunga. "Saya rasa keputusan RBA kali ini merespon sinyal awal bahwa inflasi kemungkinan telah melalui puncaknya dan mulai melandai. Meskipun begitu, masih ada kemungkinan inflasi tetap di level tinggi untuk sementara waktu, dan inilah mengapa fokus pada inflasi menjadi prioritas utama," demikian ujarnya.

Menurut Philip Lowe, inflasi memang mulai terlihat surut dan berpotensi menurun dalam beberapa bulan ke depan karena faktor ekonomi global serta penurunan demand secara domestik. Sebagai informasi, inflasi Australia turun dari 8.4% ke 6.8% pada bulan Februari lalu. Data berikutnya akan dirilis pada 26 April, sekitar seminggu sebelum jadwal pertemuan RBA pada 2 Mei.

"Ekspektasi inflasi jangka menengah masih lumayan terkendali, dan hal ini sebaiknya bisa bertahan," tutur Philip Lowe.

Download Seputarforex App

299251
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.