EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,327.43/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,168.54   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 1 jam lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 1 jam lalu, #Saham Indonesia

RBA Tak Ubah Kebijakan, AUD/USD Berkonsolidasi

Penulis

Bank sentral Australia tidak mengungkap hal baru terkait kebijakan moneternya ke depan, serta masih berencana mempertahankan suku bunga hingga 2024.

Seputarforex - Dolar Australia terkoreksi terhadap dolar AS lagi seusai pengumuman bank sentral Australia (RBA) hari ini (4/Mei). Namun, pelemahan AUD/USD masih dalam rentang yang telah terbentuk sejak awal pekan. RBA tidak mengungkap hal baru terkait kebijakan moneternya ke depan, serta masih berencana mempertahankan suku bunga hingga 2024.

AUDUSD DailyGrafik AUD/USD Daily via Tradingview.com

RBA membiarkan suku bunga tetap pada tingkat 0.1 persen, meskipun lonjakan harga properti belakangan ini telah menjadi sorotan. Bank sentral tak merasa perlu untuk mengambil tindakan tertentu saat ini.

Gubernur RBA Philip Lowe mengakui bahwa pasar perumahan tengah menanjak berkat tingginya permintaan, sehingga harga meningkat signifikan. Oleh karenanya, bank sentral "akan memantau tren dalam utang perumahan secara hati-hati dan penting bahwa standar penyaluran kredit tetap dipertahankan."

Lowe lebih lanjut mengungkapkan bahwa perekonomian Australia telah rebound dengan kuat. RBA memperkirakan pertumbuhan GDP akan mencapai 4.75 persen pada tahun 2021 dan 3.5 persen pada tahun 2022. Tapi ekspektasi tersebut tak mengubah outlook suku bunga. Ia mengulangi lagi prakiraan bahwa suku bunga takkan naik sebelum 2024.

"Pemulihan ekonomi di Australia lebih kuat daripada ekspektasi dan diperkirakan akan terus berlanjut," kata Lowe, "Pemulihan ini terutama tampak dalam pertumbuhan ketenagakerjaan yang kuat, dengan tingkat pengangguran jatuh lebih lanjut ke 5.6 persen pada Maret dan jumlah orang bekerja sekarang melampaui tingkat pra-pandemi."

"(RBA) tidak akan menaikkan suku bunga hingga inflasi aktual berkelanjutan dalam rentang target 2 sampai 3 persen. Untuk terjadinya hal ini, pasar tenaga kerja harus cukup ketat menghasilkan pertumbuhan gaji yang benar-benar lebih tinggi daripada saat ini. Ini kemungkinan tidak akan terwujud hingga secepat-cepatnya 2024."

Dalam rapat kebijakan kali ini, RBA hanya mengonfirmasi akan menarik fasilitas TFF (Term Funding Facility) pada akhir Juni. TFF sebelumnya disediakan untuk memberikan pinjaman berbunga lunak senilai sekitar 100 miliar dolar bagi perbankan, yang kemudian disalurkan kepada rumah tangga dan perusahaan-perusahaan dalam bentuk pinjaman ringan untuk membantu penanggulangan dampak pandemi.

Download Seputarforex App

295676
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.