EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,328.78/oz   |   Silver 27.41/oz   |   Wall Street 37,923.66   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 10 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 11 jam lalu, #Saham AS

RBNZ Pertahankan Suku Bunga Hingga 2020, NZD/USD Anjlok

Penulis

Reserve Bank of New Zealand mempertahankan suku bunga di 1.75 persen hingga 2020, karena kondisi ekonomi domestik yang dinilai belum membaik.

Mata uang Dolar Selandia Baru mencatatkan penurunan tajam selama sesi Asia hari Kamis (9/8), setelah Reserve Bank of New Zealand mempertahankan suku bunga di rekor terendah sebesar 1.75 persen hingga 2020. Keputusan ini ditetapkan karena kondisi ekonomi domestik Selandia Baru dinilai belum membaik. Kebijakan bank sentral dan Outlook tersebut menjadi katalis negatif terhadap Dolar New Zealand, dan akhirnya memicu seller untuk mendorong NZD/USD turun hingga menembus rekor Low 26 bulan.

NZD/USD - 9 Agustus 2018

Pada pukul 8:30 WIB, NZD/USD diperdagangkan pada level 0.6667, atau melemah 1.29 persen dari harga pembukaan hari Kamis kemarin. Saat berita ini ditulis, pasangan mata uang tersebut sudah berupaya menutupi pelemahannya dengan menguat tipis ke kisaran 0.6681. Selain terhadap USD, Dolar Selandia Baru juga terpantau melemah terhadap major currencies lain seperti Euro, Sterling dan Dolar Kanada.

 

Pernyataan Gubernur RBNZ Lemahkan Kiwi

Keputusan RBNZ untuk mempertahankan suku bunga di level 1.75 persen hingga 2020, membuat perbedaan kebijakan moneter antara The Fed dan RBNZ jadi semakin mencolok. Padahal, dalam pertemuan sebelumnya, RBNZ memproyeksikan suku bunga akan naik 25 basis poin menjadi 2.0 persen pada pertengahan tahun 2019.

Pernyataan Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) pada pertemuan bulan ini juga dinilai lebih dovish dari pertemuan sebelumnya, karena bertepatan dengan kondisi perekonomian yang melambat dalam beberapa waktu terakhir. Gubernur RBNZ, Adrian Orr, mengambarkan kondisi New Zealand saat ini sebagai "risiko perlambatan ekonomi".

"Pertumbuhan moderat seperti sekarang ini dapat bertahan dalam waktu lebih lama. Kepercayaan bisnis yang rendah telah mempengaruhi sektor pekerjaan dan Investasi," kata Adrian Orr saat berbicara dalam sebuah konferensi pers setelah pengumuman suku bunga RBNZ, Kamis pagi (9 Agustus) waktu setempat.

Di samping itu, RBNZ juga menurunkan perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2019, dari yang semula 3.1 persen menjadi 2.6 persen.

 

Apa Kata Ekonom?

"Kami lebih khawatir terhadap dampak negatif perlambatan ekonom terhadap konsumsi dan investasi, setelah keputusan RBNZ untuk memperpanjang waktu pelonggaran kebijakan moneter. Risiko negatif juga dialami oleh sektor bisnis, karena kepercayaan bisnis semakin rendah," kata Paul Dales, kepala ekonom di Capital Economics.

Dales kemudian menambahkan, "Pandangan kami sebelumnya terkait suku bunga RBNZ yang akan bertahan di level rendah hingga 18 bulan mendatang benar benar terealisasi. Besar kemungkinan suku bunga nantinya bertahan di level rendah untuk waktu yang lebih lama lagi."

Perekonomian Selandia Baru sepanjang 2018 memang lebih lunak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sehingga membuat kepercayaan bisnis merosot ke posisi terendah dalam beberapa dekade terakhir. Hal itu sekaligus meningkatkan kekhawatiran mengenai potensi perlambatan dalam ekonomi domestik.

284816
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.