EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,331.99/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 13 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 20 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 20 jam lalu, #Saham AS

Reli Minyak Mengkhawatirkan, Irak Pangkas Harga

Penulis

Harga minyak turun terbatas setelah muncul kekhawatiran dari negara-negara konsumen. Irak merespon kondisi ini dengan menurunkan harga jual minyaknya.

Seputarforex - Reli harga minyak mentah dunia berisiko menghadapi tekanan saat hendak mencapai level tertinggi 7 tahun. Pasalnya, kelesuan pasar spot minyak di Timur Tengah membuat investor berpikir bahwa lonjakan harga minyak telah melukai permintaan pasar. Pada saat berita ini diturunkan, harga minyak Brent berada pada kisaran $83.34 per barel, sementara harga minyak WTI (West Texas Intermediate) mencapai $80.18 per barel.

Harga Minyak Hadapi Tekanan Saat Dekati

Baik minyak Brent ataupun WTI sama-sama melorot setelah menyentuh area tertinggi multi tahunan. Berbagai tekanan muncul dari negara konsumen minyak seperti AS, Uni Eropa, dan India. Mereka menyerukan negara produsen minyak untuk mendukung pemulihan ekonomi global dengan cara menurunkan harga minyak.

Menyikapi dinamika tersebut, Newswires melaporkan bahwa perusahaan minyak negara Irak telah memotong harga jual resminya untuk konsumen Eropa dan Asia selama bulan Desember. Menteri Perminyakan Irak, Jabbar Ali Hussein Alluaibi, mengatakan bahwa Baghdad memiliki kapasitas untuk memompa minyak tambahan jika permintaan membenarkannya. Pihaknya berharap harga minyak mentah bisa kembali di kisaran $65 per barel jika produksinya bisa dimaksimalkan pada 5 juta barel per hari (bph).

Di tengah tekanan yang tengah dihadapi, sebagian analis memperkirakan harga minyak akan tetap berada pada level tinggi dalam jangka pendek. Prospek peningkatan inflasi akan mendorong investor beralih ke komoditas minyak, yang pasokannya diyakini akan semakin ketat seiring dengan pemulihan ekonomi global.

Disamping itu, sikap OPEC yang masih berpegang pada kebijakan produksi bulan Juli membuat adanya ketimpangan antara permintaan dan penawaran minyak di pasar global. Dalam hal ini, melunaknya sikap Irak faktanya belum diimbangi oleh anggota OPEC lain, sehingga harga minyak diperkirakan tidak akan mengalami penurunan berarti.

Download Seputarforex App

296575
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.