EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,063.10   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 2 jam lalu, #Saham AS

Reli Sterling Terhalang Oleh Varian COVID India

Penulis

Pound sterling mundur dari rekor tertinggi tiga tahunnya gegara imbas dari kekhawatiran tentang dampak penyebaran varian COVID India terhadap perekonomian Inggris.

Seputarforex - Pound Sterling mampu melaju ke 1.4250 terhadap dolar AS dalam perdagangan hari ini (1/Juni), menggapai level tertingginya sejak April 2018. Namun, Sterling mundur lagi ke kisaran 1.4214 pada awal sesi Eropa lantaran kekhawatiran tentang dampak penyebaran varian COVID-19 baru dari India. Mata uang ini juga mulai tertekan versus euro dan yen Jepang.

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Inggris telah memulai pelonggaran beragam aturan lockdown secara bertahap sejak beberapa bulan lalu, dan berencana untuk mencabut semua pembatasan sosial pada tanggal 21 Juni mendatang. Apabila rencana tersebut terwujud, perekonomian Inggris berpotensi melanjutkan pemulihan terakselerasi yang menjadikannya negeri terdepan dibandingkan negara-negara mayor lain.

Situasi terkini mengisyaratkan bahwa ekspektasi tersebut kemungkinan takkan terwujud dengan lancar. Sejumlah pakar menyarankan agar tenggat waktu pencabutan pembatasan sosial ditunda selama beberapa pekan ke depan, karena pemerintah Inggris belum memperhitungkan varian COVID India saat menyusun rencana tersebut.

Statistik terbaru menunjukkan bahwa jumlah kasus COVID-19 mulai meningkat lagi dengan tajam di Inggris, tetapi jumlah pasien yang harus dirawat di rumah sakit dan jumlah pasien meninggal tidak bertambah signifikan. Situasi ini menghadirkan sebuah dilema, sehingga muncul himbauan agar pemerintah menunggu data yang lebih baik lagi sebelum benar-benar mencabut semua pembatasan sosial.

"Berita-berita baru tentang garis depan pandemi tidak semuanya positif. Kekhawatiran meningkat bahwa penyebaran cepat varian COVID India secara khusus dapat menghambat rencana pemerintah untuk menormalisasi perekonomian sepenuhnya pada bulan depan," kata Valentin Marinov dari Crédit Agricole, "Karena kekhawatiran-kekhawatiran ini bertepatan dengan berkembangnya kritisi publik pada respons para pejabat terhadap pandemi COVID, ini bisa menimbulkan GBP negatif vs USD dan EUR dalam jangka pendek."

Chris Turner dari ING Bank menyampaikan opini senada. Katanya, "Berita bahwa pembukaan penuh perekonomian Inggris pada Juni 'sedang dipertimbangkan' bisa menahan GBP secara temporer."

Di samping itu, sejumlah analis lain memeringatkan agar pasar tak terlalu memercayai pendapat anggota BoE Gertjan Vlieghe tentang prospek kenaikan suku bunga Inggris yang lebih cepat dari ekspektasi. Pasalnya, kenaikan suku bunga lebih cepat akan membutuhkan banyak sekali prasyarat kondisi yang belum dapat dipastikan hingga kini.

Download Seputarforex App

295812
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.