EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,063.10   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 2 jam lalu, #Saham AS

Resesi Sektor Manufaktur Euro Dan Inggris Berlanjut Hingga Juli

Penulis

PMI Manufaktur Inggris dan Uni Eropa terbaru gagal mendongkrak Euro maupun Poundsterling, karena masih mengisyaratkan perlambatan ekonomi.

Euro dan Poundsterling bertekuk lutut versus Dolar AS, sehubungan dengan penguatan pesat Greenback akibat pidato Ketua Federal Reserve pada sesi New York. Saat berita ditulis pada pertengahan sesi Eropa (1/Agustus), EUR/USD terpuruk di kisaran terendah sejak Mei 2017, sementara GBP/USD jatuh ke level terburuk sejak Maret 2017. Laporan mengenai kondisi sektor manufaktur Inggris dan Uni Eropa terbaru gagal mendongkrak kedua mata uang ini, karena masih mengisyaratkan perlambatan ekonomi.

Resesi Sektor Manufaktur Euro dan Inggris Berlanjut Hingga Juli

Markit Economics melaporkan bahwa hasil survei Purchasing Managers' Index (PMI) bulan Juli 2019 untuk sektor manufaktur Inggris stagnan pada level 48.0, sedangkan sektor manufaktur Zona Euro hanya naik sejengkal dari 46.4 menjadi 46.5. Kedua skor PMI Manufaktur tersebut sedikit lebih baik daripada ekspektasi, tetapi masih jauh di bawah ambang 50.0 yang memisahkan kondisi ekonomi ekspansif dan kontraksi.

Menurut Markit, PMI Inggris masih mentok di level terendah 6 tahun, karena para pengusaha Inggris menghadapi ketidakpastian politik dan perlambatan ekonomi global sekaligus. Selengkapnya, "Produksi manufaktur mengalami kejatuhan terbesar dalam tujuh tahun, karena perusahaan-perusahaan mengurangi output untuk merespons penurunan lanjutan pesanan baru. Penurunan bisnis ekspor baru khususnya merefleksikan penyerapan yang lebih rendah dari Uni Eropa dan China."

Menjelang pengumuman kebijakan bank sentral Inggris (BoE) nanti malam (pukul 18:00 WIB), laporan Markit memperburuk sentimen pasar terhadap Sterling. Meskipun BoE diperkirakan tidak akan melakukan pelonggaran moneter, tetapi pandangan mereka mengenai peningkatan prospek "No-Deal Brexit" bakal disoroti oleh pelaku pasar.

"Mengubah asumsi dasar mereka dari brexit yang teratur (menjadi asumsi 'No-Deal Brexit' yang dipromosikan oleh PM Johnson -red) akan tampak terlalu politis bagi BoE, walaupun kami memperkirakan mereka akan terpaksa mengakui bahwa risiko kekacauan brexit telah meningkat. Gubernur Carney juga akan ditanya mengenai Pound yang lemah -suatu hal yang tak dapat diintervensinya karena ia pernah menyebut intervensi BoE untuk menopang GBP pada era krisis ERM 1990-an sebagai 'bencana'-. Kekuatan Dolar membuat Cable tampaknya akan menuju level terendah Oktober 2016 pada 1.1840," kata Chris Turner, pimpinan pakar strategi forex dari ING.

289485
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.