EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.540   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,393.93/oz   |   Silver 28.68/oz   |   Wall Street 37,841.35   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,087.32   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   XAU/USD bullish efek masih berlanjutnya tensi konflik Israel-Iran, 7 jam lalu, #Emas Fundamental   |   Pasar bergerak dalam mode risk-off di tengah berita utama mengenai serangan Israel ke Iran, 7 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Poundsterling menemukan area support, meskipun sentimen risk-off membuat bias penurunan tetap terjaga, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/JPY bertahan di bawah level 192.00 setelah data penjualan ritel Inggris, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 14 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 14 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 14 jam lalu, #Saham AS

Retail Sales China Naik, Output Industri Meningkat

Penulis

Rilis data retail sales, output industri, hingga investasi aset tetap menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi China masih berlanjut pada kuartal pertama 2023.

Seputarforex - Pada hari Rabu (15/Maret), Biro Statistik Nasional China merilis sejumlah data fundamental untuk kuartal pertama 2023. Penjualan ritel naik 3.5 persen secara tahunan (Year-over-Year) pada bulan Januari-Februari, rebound signifikan dari -1.8 persen.

Retail Sales China

Kenaikan penjualan ritel sejalan dengan langkah pemerintah China mencabut kebijakan pembatasan COVID pada bulan Januari lalu. Tindakan tersebut terbukti efektif mengembalikan aktivitas warga sehingga berdampak terhadap permintaan domestik yang terus meningkat.

Tak hanya penjualan ritel, Industrial Production China yang mengukur output manufaktur, pertambangan, dan utilitas juga mengalami kenaikan. Data ini menguat 2.4 persen secara tahunan pada kuartal pertama tahun ini, jauh lebih tinggi dari pencapaian periode sebelumnya di 1.3 persen.

Sementara itu, Fixed Asset Investment atau investasi aset tetap naik dari 5.1 persen ke 5.5 persen dalam periode yang sama. Padahal, konsensus pasar tadinya memperkirakan perlambatan ke 4.4 persen. Data ini mengukur pengeluaran barang-barang infrastruktur, properti, hingga mesin.

"Rebound perekonomian dipimpin oleh pulihnya permintaan konsumen China. Dan tampaknya kenaikan kali ini sungguh-sungguh mengonfirmasi pemulihan walaupun kenaikan penjualan ritel masih dibantu oleh trend musiman dari perayaan Imlek dan pengeluaran untuk obat-obatan," kata Louise Loo, Kepala Ekonom China di Oxford Economies.

Ia melanjutkan, "Output pabrik China juga melanjutkan akselerasinya untuk tiga bulan berturut-turut dan sejalan dengan peningkatan data PMI di bulan yang sama." Menurut Loo, kenaikan permintaan terhadap mesin listrik dan manufaktur peralatan yang mencapai dua digit secara tahunan menjadi titik kebangkitan data Industrial.

Terlepas dari kabar-kabar positif di atas, perlu diperhatikan juga bahwa terdapat perbedaan yang cukup kontras antara investasi pemerintah dan swasta. Investasi yang didorong oleh pemerintah berhasil tumbuh 10.5 persen YoY, tetapi investasi swasta hanya naik 0.8 persen. Hal ini menyisakan kewaspadaan terhadap kelangsungan pertumbuhan ekonomi China ke depan.

Download Seputarforex App

299150
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.