Advertisement

iklan

USD/CAD tergelincir di bawah 1.3500-an, level terendah sejak 29 September akibat aksi jual Dolar AS yang baru, 19 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD diperdagangkan lebih tinggi di sekitar level 1.2650 setelah BoE yang hawkish dan Dolar AS yang melemah, 22 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dolar Australia mengoreksi kerugian terbarunya akibat Dolar AS yang meredam, 22 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) akan membagikan dividen interim senilai Rp42.50 per saham atau setara Rp5.23 triliun pada 20 Desember 2023 kepada pemegang saham, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP) berencana menerbitkan Obligasi III Adhi Commuter Properti tahun 2023 dengan jumlah pokok Rp499.9 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menargetkan volume produksi batu bara 75 juta-80 juta ton pada 2023, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Perusahaan media sosial X menghadapi prospek lebih banyak pengiklan yang hengkang, kata para pakar industri periklanan, setelah Elon Musk mengecam beberapa merek terbesar yang meninggalkan platform tersebut, 1 hari, #Saham AS
Selengkapnya

Retail Sales China Naik, Output Industri Meningkat

Penulis

Rilis data retail sales, output industri, hingga investasi aset tetap menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi China masih berlanjut pada kuartal pertama 2023.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Pada hari Rabu (15/Maret), Biro Statistik Nasional China merilis sejumlah data fundamental untuk kuartal pertama 2023. Penjualan ritel naik 3.5 persen secara tahunan (Year-over-Year) pada bulan Januari-Februari, rebound signifikan dari -1.8 persen.

Retail Sales China

Kenaikan penjualan ritel sejalan dengan langkah pemerintah China mencabut kebijakan pembatasan COVID pada bulan Januari lalu. Tindakan tersebut terbukti efektif mengembalikan aktivitas warga sehingga berdampak terhadap permintaan domestik yang terus meningkat.

Tak hanya penjualan ritel, Industrial Production China yang mengukur output manufaktur, pertambangan, dan utilitas juga mengalami kenaikan. Data ini menguat 2.4 persen secara tahunan pada kuartal pertama tahun ini, jauh lebih tinggi dari pencapaian periode sebelumnya di 1.3 persen.

Sementara itu, Fixed Asset Investment atau investasi aset tetap naik dari 5.1 persen ke 5.5 persen dalam periode yang sama. Padahal, konsensus pasar tadinya memperkirakan perlambatan ke 4.4 persen. Data ini mengukur pengeluaran barang-barang infrastruktur, properti, hingga mesin.

"Rebound perekonomian dipimpin oleh pulihnya permintaan konsumen China. Dan tampaknya kenaikan kali ini sungguh-sungguh mengonfirmasi pemulihan walaupun kenaikan penjualan ritel masih dibantu oleh trend musiman dari perayaan Imlek dan pengeluaran untuk obat-obatan," kata Louise Loo, Kepala Ekonom China di Oxford Economies.

Ia melanjutkan, "Output pabrik China juga melanjutkan akselerasinya untuk tiga bulan berturut-turut dan sejalan dengan peningkatan data PMI di bulan yang sama." Menurut Loo, kenaikan permintaan terhadap mesin listrik dan manufaktur peralatan yang mencapai dua digit secara tahunan menjadi titik kebangkitan data Industrial.

Terlepas dari kabar-kabar positif di atas, perlu diperhatikan juga bahwa terdapat perbedaan yang cukup kontras antara investasi pemerintah dan swasta. Investasi yang didorong oleh pemerintah berhasil tumbuh 10.5 persen YoY, tetapi investasi swasta hanya naik 0.8 persen. Hal ini menyisakan kewaspadaan terhadap kelangsungan pertumbuhan ekonomi China ke depan.

Download Seputarforex App

299150
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.