Seputarforex - Pada hari Senin (30/Agustus), Kementerian Perdagangan Jepang mempublikasikan data Retail Sales yang meningkat dari 0.1 persen menjadi 2.4 persen secara tahunan (Year-over-Year) di bulan Juli. Angka ini berhasil mengungguli ekspektasi kenaikan 2.1 persen, dan menjadi kenaikan lima bulan berturut-turut sejak Maret.
Data Kementerian Perdagangan mengungkapkan bahwa terjadi permintaan yang kuat untuk berbagai barang seperti mobil, pakaian, barang dagangan umum, dan makanan. Sementara itu, penjualan bahan bakar turut mengalami kenaikan kendati harga bensin lebih tinggi. Perusahaan ritel kecil seperti toserba dan apotik juga mengalami pertumbuhan penjualan dari tahun sebelumnya.
Meski trend Retal Sales terlihat kokoh sejauh ini, namun sebagian besar analis memperingatkan jika ancaman COVID varian Delta sewaktu-waktu dapat kembali memukul sektor konsumsi.
"Kekuatan yang terjadi baru-baru ini pada sektor penjualan ritel sepertinya tidak akan bertahan lama. Pasalnya, gelombang penyebaran virus Corona Delta yang semakin parah sedang melanda Jepang... semakin banyak prefektur dilaporkan dalam kondisi darurat sehingga berpotensi mempengaruhi sektor konsumsi pada kuartal ketiga," kata Marcel Thieliant, Ekonom Senior Jepang di Capital Economics.
Data terbaru dari otoritas terkait mengatakan bahwa pembatasan keadaan darurat saat ini telah mencakup hampir 80 persen dari populasi Jepang. "Mobilitas masyarakat diperkirakan akan menurun setelah konsumsi mencapai puncaknya pada bulan Agustus," kata Atsushi Takeda, kepala ekonom di Itochu Economic Research Institute. Ia juga mencatat bahwa potensi penurunan mungkin terjadi pada bulan September.
Usai Simposium Jackson Hole, USD/JPY Melemah
Data penjualan ritel yang positif sedikit banyak mendukung pergerakan mata uang Yen versus Dolar AS pagi ini. Sebelumnya, USD telah bergerak melemah akibat pernyataan Jerome Powell di Simposium Jackson Hole. Pada saat berita ini diturunkan, pair USD/JPY berada di kisaran 109.77 atau melemah 0.02 persen dari level Open harian.