Seputarforex - Pada hari Selasa (29/Juni), Biro Statistik Jepang merilis data Retail Sales atau penjualan ritel yang naik 8.2 persen secara tahunan (Year-over-Year) di bulan Mei. Meski berada di atas ekspektasi 7.9 persen, angka ini lebih rendah dibandingkan kenaikan 11.9 persen pada periode sebelumnya.
Penjualan ritel tahunan Jepang secara umum berada di jalur pertumbuhan dalam 3 bulan terakhir. Akan tetapi, angka bulanan (MoM) masih menunjukkan kemerosotan sebesar 0.4 persen. Hal ini mencerminkan bahwa trend belanja ritel Jepang masih lemah dan belum cukup kuat untuk menandai pergeseran menuju prospek yang lebih cerah.
Lagipula, lonjakan data Retail Sales tahunan dalam beberapa bulan terakhir disebabkan oleh efek dasar statistik setelah penurunan tajam saat kebijakan lockdown diterapkan. Kelompok lansia yang cukup dominan di Jepang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan lambatnya pemulihan penjualan ritel.
"Banyak lansia yang tidak mungkin keluar rumah dan menghabiskan uang mereka pada bulan April dan Mei karena masih diliputi kekhawatiran terhadap virus Corona varian terbaru. Disamping itu, keadaan darurat yang dicanangkan pemerintah pada bulan Mei ikut menekan penjualan ritel secara keseluruhan," kata Takeshi Minami, kepala ekonom Norinchukin Research Institute.
Minami lantas menambahkan bahwa perhelatan Olimpiade Tokyo pada bulan Juli tidak serta merta akan meningkatkan trend belanja dalam skala besar. Bagaimanapun juga, risiko kebangkitan dari infeksi virus Corona tetap membebani prospek konsumsi di masa depan.
Sementara itu, data Tingkat Pengangguran Jepang naik 0.2 persen menjadi 3.0 persen di bulan Mei. Level ini lebih tinggi dibandingkan forecast 2.9 persen.
Dolar Melemah Versus Yen
Pair USD/JPY pagi ini diperdagangkan di kisaran 110.47, melemah 0.11 persen dari harga Open harian. Secara garis besar, pelemahan Dolar AS lebih disebabkan oleh penyesuaian posisi investor jelang rilis data ekonomi AS penting akhir pekan ini.