EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,327.43/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,168.54   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 1 jam lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 1 jam lalu, #Saham Indonesia

Retail Sales Jepang Tumbang Akibat Covid-19

Penulis

Pembatasan yang diterapkan pemerintah Jepang pada bulan April berdampak buruk terhadap sektor penjualan ritel. Namun, Yen justru menguat karena didukung sentimen risk-off.

Seputarforex - Pada hari Jumat (29/Mei), Biro Statistik Jepang mempublikasikan data Penjualan Ritel bulan April yang terperosok dari -4.7 persen ke -13.7 persen dalam basis tahunan (Year-over-Year). Hasil ini lebih buruk ketimbang forecast -11.2 persen, dan menandai penurunan paling tajam lebih dari 2 dekade terakhir atau sejak Maret 1998.

Retail Sales Jepang Tumbang Akibat

Sektor penjualan ritel yang terpuruk di awal kuartal kedua tahun ini sebagian besar dipicu oleh penurunan tajam pada permintaan konsumen, terutama untuk barang umum, pakaian, hingga kendaraan bermotor. Hal ini disebut-sebut sebagai dampak lanjutan dari status darurat nasional Covid-19 yang diumumkan oleh PM Shinzo Abe pada awal April lalu. Akibatnya, rantai pasokan pun terganggu dan data fundamental lainnya di bulan April ikut mengalami kemerosotan.

Output pabrik Jepang misalnya, mengalami penurunan 9.1 persen sekaligus menorehkan rekor terburuk sejak dimulainya pencatatan data tersebut pada tahun 2013. Anjloknya produksi sektor industri disebabkan oleh penurunan output pabrik otomotif, besi, dan baja. Permintaan otomotif dari pasar global yang ambruk juga disinyalir menjadi faktor utama yang menekan penurunan output industri Jepang.

Menanggapi rentetan rilis suram data ekonomi dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah Jepang pada minggu ini akan menghapus status darurat nasional dan menggelontorkan stimulus tahap kedua senilai 1.1 Triliun Yen. Langkah ini menggenapkan jumlah total dana penanggulangan ekonomi akibat pandemi covid-19 menjadi 2.2 Triliun Yen, setara 40 persen dari GDP Jepang.

 

Sentimen Risk-Off Dominan, USD/JPY Melemah

Rilis suram data ekonomi di atas tidak menekan pergerakan mata uang Yen terhadap Dolar AS. Sebaliknya, Yen terpantau menguat sebagaimana tercermin pada pergerakan USD/JPY pagi ini. Pair tersebut diperdagangkan di kisaran 107.42, melemah 0.17 persen dari harga Open harian. Sentimen risk-off di tengah gejolak geopolitik AS-China menjadi penopang permintaan terhadap Yen Jepang sebagai safe haven.

Retail Sales Jepang Tumbang Akibat

Download Seputarforex App

292995
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.