EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,327.43/oz   |   Silver 27.33/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,696.64   |   IDX 7,155.34   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 3 jam lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 3 jam lalu, #Saham Indonesia

Reuters: AS Dan China Buat Garis Besar Kesepakatan Dagang

Penulis

Reuters mengklaim bahwa Amerika Serikat dan China telah mulai menyusun garis besar komitmen terkait masalah-masalah paling krusial dalam perang dagang.

Dalam sebuah laporan eksklusif yang baru saja dirilis (21/Februari), kantor berita Reuters mengklaim bahwa Amerika Serikat dan China telah mulai menyusun garis besar komitmen terkait masalah-masalah paling krusial dalam konflik perdagangan mereka. Jika benar, ini merupakan kemajuan paling signifikan dalam upaya mengakhiri perang dagang yang telah berlangsung selama sekitar tujuh bulan terakhir.

AS dan China

Sumber-sumber anonim yang dikutip oleh Reuters mengungkapkan bahwa gambaran besar kesepakatan telah mengemuka dari serangkaian diskusi antara AS dan China. Para negosiator telah menggariskan enam MoU mengenai sejumlah masalah struktural, yaitu pencurian siber dan transfer teknologi paksa, hak-hak kekayaaan intelektual, sektor jasa, mata uang, pertanian, dan batas-batas non-tarif dalam perdagangan lintas negara.

Perlu diketahui, berikut ini beberapa poin penting yang diperkarakan oleh AS:

  1. AS menuduh Beijing telah memaksa perusahaan-perusahaan AS membagi teknologi mereka dengan mitra lokal dan menyerahkan rahasia terkait hak kekayaan intelektual yang dimilikinya. Hingga saat ini, China masih membantah tuduhan ini.
  2. AS keberatan pada aturan perdagangan non-tarif yang diterapkan China, seperti subsidi industri, prosedur lisensi bisnis, review standar produk, dan aturan lain yang dianggap menghalangi produk AS masuk ke China dan memberikan keuntungan bagi perusahaan lokal.
  3. AS ingin China membuka pintu bagi layanan keuangan asing seperti Visa dan Mastercard.
  4. AS memperingatkan China agar tidak mendevaluasi Yuan dengan tujuan meningkatkan daya saingnya di pasar internasional.
  5. AS menginginkan China memangkas surplus perdagangannya dengan mereka, diantaranya dengan membeli lebih banyak produk pertanian, energi, dan barang-barang seperti semikonduktor.

Beberapa narasumber, yang tak mau disebut namanya, mengatakan bahwa kedua pihak telah bertukar pikiran. Mereka juga sudah mulai bekerja sama merancang kewajiban-kewajiban terkait dan mekanisme penerapannya secara tertulis dalam pertemuan di Beijing minggu lalu. Namun, Reuters mencatat bahwa gambaran umum dari garis besar yang disusun sejauh ini masih jauh dari perubahan struktural atas perekonomian China yang dituntut oleh Presiden AS Donald Trump.

Salah satu narasumber menegaskan bahwa digarapnya beberapa MoU ini merupakan langkah signifikan dalam upaya untuk membuat China memberikan komitmennya bagi sejumlah masalah penting. Walaupun, ia mengakui kalau masih ada kemungkinan diskusi ini bakal berakhir dengan kegagalan.

287475
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.