Seputarforex.com - Nilai tukar Rupiah hari ini, Jumat(28/Februari), anjlok hingga kisaran 14,200. Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kurs mata uang Rupiah dan Dolar AS sudah berada di harga 14,234 per Dolar AS.
Sementara pada chart TradingView, Dolar AS menguat tajam hingga 3.17% dari level pembukaan harian. Saat berita ditulis, kurs Dolar-Rupiah sudah menyentuh level 14,300, kisaran terendah dalam 6 bulan terakhir bagi mata uang Garuda. Praktis, hal ini menjadikan Rupiah sebagai mata uang terlemah di Asia dalam sesi perdagangan hari ini.
BI: Pasar Keuangan Tengah "Radang"
Rupiah memang terus tertekan dalam sepekan terakhir hingga akhirnya kembali melewati level psikologis Rp14,000. Menurut catatan Gubernur BI, Perry Warjiyo, pasar keuangan Indonesia terpengaruh oleh kekhawatiran pasar terhadap dampak corona yang penyebarannya semakin tak terkendali. Akibatnya, nilai tukar Rupiah jeblok seiring dengan harga-harga di pasar saham.
Dalam perekonomian yang sedang "radang", investor terdorong untuk melepas portofolionya di berbagai negara terimbas, terutama China, Korea Selatan, dan Jepang. Negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia pun tak luput dari pengaruh aksi jual investor.
"Saya update bahwa pasar keuangan global memang sedang mengalami radang karena investor global dari seluruh negara tidak hanya Indonesia, memang mengira dampak dari corona menyebar tidak hanya di Asia, tapi sampai AS dan Eropa... Untuk Indonesia memang terpengaruh terhadap nilai tukar rupiah dan harga saham," kata Perry Warjiyo sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia.
Sementara itu, riset PT Valbury Sekuritas mencermati dampak wabah corona terhadap perekonomian China sebagai biang pelemahan tajam nilai tukar rupiah. Hal ini karena outlook ekonomi Indonesia bisa terpengaruh oleh perlambatan di China. "Jika perekonomian China melemah 1 persen, maka akan memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebanyak 0.3 persen," tulis tim riset Valbury.