Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 6 jam lalu, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 7 jam lalu, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 7 jam lalu, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 8 jam lalu, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Rupiah Bertengger Di Area Tertinggi 3 Bulan Terakhir

Penulis

Rupiah semakin menguat versus Dolar AS pada penutupan perdagangan pekan ini. Kondisi ini menjadi puncak terkuat Rupiah sejak awal Desember

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Pada akhir pekan perdagangan (27/Desember), Rupiah semakin perkasa melawan Dolar AS. Seperti yang terlihat di grafik TradingView saat sesi perdagangan Asia di bawah ini, kurs Dollar hari ini melanjutkan pelemahan hingga menyentuh level Rp13,945. Jika dibandingkan dengan pergerakan harga sebelumnya pada chart Daily, level hari ini merupakan yang terendah sejak bulan September 2019.

rupiah hari ini

Penguatan Rupiah juga ditunjukkan oleh Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini yang berada di angka Rp13,956. Nilai itu naik 26 poin jika dibandingkan dengan hari sebelumnya. Dalam satu bulan terakhir, mata uang Garuda menguat 0.99 persen terhadap Dolar AS. Sedangkan sejak akhir tahun lalu, Rupiah melonjak sebesar 2.96 persen. Lantas, apa saja faktor yang menopang penguatan Rupiah?

 

Faktor Internal: Didorong Oleh Aliran Modal Asing

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), aliran modal asing yang masuk ke Indonesia hingga Kamis (26/Desember) mencapai Rp226 triliun. Nilai total tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp171.6 triliun, saham Rp48.9 triliun, obligasi korporasi Rp2.9 triliun, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Rp2.6 triliun.

"Itu menjaga stabilitas eksternal termasuk Rupiah, karena inflow masuk dan menunjukkan confidence investor dan pasar terhadap ekonomi Indonesia berkinerja baik," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo seperti yang dilansir CNBC.

Kepercayaan investor menyebabkan arus modal asing mengalir deras. Itu juga berarti risiko investasi di Indonesia semakin rendah. Nilai risiko ini tercermin dalam instrumen Credit Default Swap (CDS) yang mengukur seberapa tinggi risiko gagal bayar obligasi pemerintah. CDS Indonesia berada di 61.01 bps.

"Ini (angka CDS, red) sangat rendah. Tidak hanya sepanjang sejarah Indonesia, tetapi juga dibandingkan dengan negara emerging markets lain," kata Perry.

 

Faktor Eksternal: AS-China Segera Tandatangani Kesepakatan Dagang

"Kami (Trump dan Xi Jinping, red) akan mengadakan upacara penandatanganan. Pada akhirnya kami akan menandatangani. Dan kami akan mengadakan penandatanganan lebih cepat karena kami ingin segera menyelesaikannya. Kesepakatan sudah jadi, hanya sedang diterjemahkan sekarang," kata Presiden AS Donald Trump seperti yang dilansir di Reuters.

Pernyataan Trump tersebut semakin mencerahkan prospek kesepakatan dagang AS-China fase pertama. Upacara pengesahan yang rencananya akan dilaksanakan pada awal Januari 2020, menghadirkan sinyal positif yang membawa investor semakin berani menanamkan modal di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Oleh karenanya, Rupiah menyambut positif perkembangan tersebut.

Untuk selanjutnya, para analis memperkirakan Rupiah masih akan bergerak menguat, tapi hanya dalam kisaran terbatas karena situasi libur Hari Natal.

"Pasar mata uang global juga masih dalam suasana libur dan pelaku pasar masih tampak enggan untuk masuk ke perdagangan. Jadi wajar kalau pergerakan Rupiah terbatas," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim seperti yang dilansir di Bisnis.

291452
Penulis

Sudah terjun di dunia jurnalis sejak 2013. Aktif menulis di media cetak, online, dan website pribadi dengan berbagai macam topik. Selain itu, juga trading saham sejak 2018.