EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 7 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 7 jam lalu, #Saham AS

Rupiah Merosot Meski Neraca Perdagangan Indonesia Naik

Penulis

Neraca Perdagangan Indonesia mengalami penyempitan defisit. Meski begitu, Rupiah justru melemah terhadap Dolar AS di sesi perdagangan hari ini.

Seputarforex - Neraca perdagangan Indonesia mengalami penyempitan defisit pada bulan Desember 2019, dari USD1.33 miliar ke USD30 juta. Level saat ini jauh lebih baik dibandingkan ekspektasi pasar, yang sebelumnya memperkirakan perbaikan defisit di USD470 juta.

neraca perdagangan indonesia

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Rabu (15/Januari), neraca perdagangan Desember 2019 dipengaruhi oleh kenaikan ekspor sebesar 3.77 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Total ekspor Desember mencapai USD14.47 miliar, yang berasal dari USD1.16 miliar sektor migas dan USD13.31 miliar sektor non migas.

"Seluruh sektor mengalami kenaikan secara bulanan. Komoditas yang signifikan membuat ekspor meningkat adalah komoditas pertanian seperti buah-buahan, dan rempah, serta minyak kelapa sawit, dan pakaian jadi," ungkap Kepala BPS Suhariyanto saat jumpa pers.

Sayangnya, nilai impor turun 5.47 persen sebesar USD14.50 miliar. Suhariyanto menjelaskan bahwa penurunan impor terjadi di hampir seluruh sektor. Penurunan paling tinggi terjadi pada kendaraan. Sedangkan, komoditas yang mengalami peningkatan impor antara lain gula, buah-buahan, dan sayuran. Indonesia mengimpor paling banyak dari Italia, Oman, Bulgaria, Jerman, dan India.

"Meningkatnya impor buah-buahan ini biasanya dipengaruhi event, jelang perayaan Imlek," kata Suhariyanto.

Selain itu, BPS juga merilis data ekspor-impor Desember berbasis tahunan. Ekspor mengalami surplus dari -5.67 persen ke 1.28 persen, sedangkan defisit impor menyempit dari level -9.24 persen ke -5.62 persen. Dengan begitu, neraca perdagangan Indonesia 2019 mengalami defisit USD3.2 miliar secara tahunan. Angka itu lebih baik dibandingkan dengan tahun 2018, yang mengalami defisit USD8.6 miliar.

Rupiah Berbalik Melemah

Rilis data neraca perdagangan yang positif nyatanya tak berimbas pada nilai tukar Rupiah hari ini. Saat sesi akhir perdagangan Asia, Rupiah merosot terhadap Dolar AS, dengan USD/IDR yang naik 0.29% dibandingkan level Open Harian ke angka Rp13,690.

rupiah hari ini

Pelemahan Rupiah juga ditunjukkan oleh Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) sebesar 52 poin, dari Rp13,654 ke Rp13,706. Pasar tampaknya masih menantikan penandatanganan kesepakatan dagang AS-China fase pertama di Washington. Vice President Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, menerangkan bahwa hari ini sebagian harga instrumen investasi terkonsolidasi, termasuk Rupiah terhadap Dolar AS.

"Kekhawatiran pasar muncul setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan tarif impor Tiongkok tidak akan dihapus," kata Ariston.

Anda dapat menonton ulasan berita di atas dalam bentuk audio berikut ini.

291651
Penulis

Sudah terjun di dunia jurnalis sejak 2013. Aktif menulis di media cetak, online, dan website pribadi dengan berbagai macam topik. Selain itu, juga trading saham sejak 2018.