EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,063.10   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 2 jam lalu, #Saham AS

BBCA: Aksi Jual Karena Harga Saham Terlalu Mahal

Penulis

Saham BBCA telah mengalami penurunan berantai sejak awal bulan September 2018 ini. Ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya.

Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencuat 0.52 persen ke Rp24,050 dalam tempo satu jam sejak pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (18/September). Namun, saham BBCA telah mengalami penurunan berantai sejak awal bulan September 2018 ini. Setelah mencapai level tertinggi Rp25,475 per lembar pada tanggal 24 Agustus 2018, saham BBCA cenderung tertekan hingga mencapai Rp23,700 kemarin (17/September). Mengapa saham blue chip yang mewakili kepemilikan di bank swasta terbesar Indonesia ini dilepas investor?

Saham BBCA

Sebenarnya, penurunan harga tidak hanya dialami oleh saham BBCA, melainkan mayoritas saham lainnya di sektor Finance. Sejumlah faktor ikut andil di sini; diantaranya kenaikan LPS Rate yang berpotensi menaikkan biaya dana perbankan dan mengurangi Net Interest Margin (NIM), serta kekhawatiran akan meningkatnya kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL). Namun, dalam hal saham BBCA, terdapat penyebab lain.

Dalam sebuah riset yang dikutip oleh CNBC Indonesia minggu lalu, analis Sebastian Tobing dari Trimegah Sekuritas, mengungkapkan bahwa saham BBCA sudah dihapus dalam model portolio. Alasannya, valuasi saham ini sudah tidak menarik, sehingga menimbulkan sejumlah risiko.

Menurutnya, proyeksi valuasi saham BBCA untuk tahun 2019 sudah mendekati +2 standar deviasi dalam rerata historis lima tahun, dengan Price-to-Book Value (PBV) 3.8x dan Price-to-Earning Ratio (PER) 23 kali. Harga saham BBCA lebih mahal 118 persen dibanding bank-bank besar pelat merah, sehingga peluang kenaikan harga saat ini lebih terbatas.

285347
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.