Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 2 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 2 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 2 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 2 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 2 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Saudi Resmi Berlakukan Pemangkasan Output, Harga Minyak Naik

Penulis

Harga minyak menguat setelah Arab Saudi resmi memberlakukan pemangkasan produksi harian sebesar 1 juta barel bph. Namun, reli harga minyak berpotensi terhambat oleh kekhawatiran permintaan

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Harga minyak menguat signifikan pada perdagangan awal pekan, sehubungan dengan langkah resmi Arab Saudi untuk memangkas produksi harian. Saat berita ini diturunkan pada hari Selasa (02/Februari) pagi, harga minyak Brent berada pada kisaran $56.31, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan pada harga $53.51 per barel.

Harga minyak naik

Sesuai komitmennya dalam pertemuan OPEC awal bulan lalu, Saudi memangkas output harian sebesar 1 juta barel per hari (bph) mulai 1 Februari. Langkah ini diharapkan mampu meredam penurunan permintaan di tengah masih tingginya penyebaran virus Corona. Apalagi, badai salju di kawasan timur laut AS telah menurunkan konsumsi bahan bakar untuk wilayah tersebut, sehingga ikut memperburuk outlook permintaan minyak.

Selanjutnya, perhatian investor energi bergeser pada pertemuan komite bersama OPEC yang mencakup delegasi dari Rusia, Kazakhstan, dan negara lainnya. Pertemuan yang digelar selama 2 hari tersebut masih akan membahas tentang kebijakan produksi, masalah yang masih menyisakan perbedaan pendapat di antara negara anggota pada pertemuan OPEC sebelumnya.

 

Prospek Harga Minyak Dibayangi Beberapa Faktor

Penguatan minyak saat ini berpotensi dihadang oleh sentimen pasar yang mulai menurun dan sejumlah kekhawatiran terkait isu global. Laporan terbaru dari CFTC menyebutkan bahwa hedge fund dan investor spekulatif telah kembali memangkas posisi Net Buy minyak mentah secara marginal ke level terendah dua bulan (baca juga: Commitment Of Traders CFTC, Alat Analisa Sentimen Pasar).

Sementara itu, mengacu pada laporan terbaru dari Wall Street Journal, Exxon dan Chevron selaku dua produsen minyak raksasa telah berdiskusi sehubungan dengan perang harga Saudi-Rusia pada akhir tahun lalu. Berita ini tentu saja memantik kekhawatiran jangka panjang terkait prospek permintaan minyak.

Outlook permintaan minyak juga akan mendapat tantangan yang lebih berat dari trend pemakaian kendaraan listrik. Sejumlah produsen otomotif dunia saat ini mulai berencana menghentikan produksi mobil berbahan bakar minyak dalam beberapa tahun mendatang. Salah satunya adalah General Motors. Perusahaan tersebut mengumumkan akan menghentikan produksi kendaraan bertenaga bensin pada tahun 2035.

Download Seputarforex App

295088
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.