Dolar Australia bertahan di sekitar level 0.6923 terhadap Dolar AS dalam perdagangan hari ini (24/Desember). Pasar cenderung sepi karena perdagangan di kawasan Antipodean, Eropa, dan Amerika menghadapi penutupan lebih awal sehubungan dengan libur Natal esok. Namun, perbaikan sentimen risiko pasar menopang posisi Dolar Australia di level tertinggi dalam hampir lima bulan terakhir. Pergerakan mata uang komoditi lain juga cenderung stabil.
Grafik AUD/USD Daily via Tradingview.com
Pada hari Senin, Beijing mengumumkan bahwa pihaknya bakal memangkas tarif impor yang dibebankan terhadap beragam produk mulai dari daging beku dan alpukat hingga semikonduktor pada tahun depan. Langkah tersebut disinyalir merupakan persiapan awal menjelang ditingkatkannya pembelian produk agri dari Amerika Serikat, selaras dengan rancangan kesepakatan dagang fase pertama. Secara tidak langsung, berita tersebut meningkatkan keyakinan mengenai kemungkinan ditandatanganinya kesepakatan pada bulan Januari mendatang oleh perwakilan Amerika Serikat dan China.
"Bisa memandang berita ini sebagai pendukung Dolar Aussie, tetapi dengan mempertimbangkan bahwa Aussie telah menguat sejak Kamis lalu, mungkin kita semestinya berpikir bahwa hal itu merefleksikan berkurangnya kekhawatiran terhadap risiko geopolitik," kata Tohru Sasaki, pimpinan riset JP Morgan, sebagaimana dikutip oleh Reuters.
Dolar komoditi lain juga menampilkan kinerja yang cukup stabil, walaupun tidak setangguh Aussie. Pasangan mata uang NZD/USD diperdagangkan sekitar level 0.6634, masih dekat rekor tertinggi sejak tanggal 30 Juli 2019. USD/CAD juga melanjutkan sideways dalam kisaran 1.3140-1.3160, meskipun data GDP Kanada dilaporkan negatif pada sesi New York. Pound menjadi satu-satunya mata uang mayor non-Greenback yang berada dalam tekanan bearish, sehubungan dengan ketidakpastian yang muncul setelah disetujuinya RUU Brexit pekan lalu.