Franc Swiss mencatat pelemahan tipis setelah rilis pernyataan pasca-rapat kebijakan bank sentral Swiss (Swiss National Bank/SNB) pada awal sesi Eropa hari Kamis ini (21/Maret). Saat berita ditulis, pasangan mata uang USD/CHF terpantau menguat sekitar 0.05 persen pada kisaran 0.9930, setelah sempat terjun bebas pada perdagangan hari Rabu.
Kemarin, Franc Swiss menggawangi arus beli yang dipicu oleh kemerosotan minat risiko akibat disampaikannya pernyataan dovish bank sentral AS (Federal Reserve). Pada saat itu, USD/CHF sempat terperosok hingga level terendah sebulan pada kisaran 0.9895. Namun, kemerosotannya mulai tertahan dalam perdagangan hari ini.
Dalam rapat kebijakannya, Swiss National Bank memutuskan untuk mempertahankan suku bunga ultra-rendah pada level -0.75 persen dan komitmen untuk mencegah apresiasi Franc. Selain itu, mereka juga memangkas outlook inflasi Swiss. Kini, ekspektasi laju inflasi hanya 0.3 persen untuk tahun 2019, 0.6 persen untuk tahun 2020, dan 1.2 persen untuk tahun 2021.
SNB masih memperkirakan perekonomian akan tumbuh 1.5 persen dalam tahun ini, dikarenakan adanya momentum positif moderat setelah mengalami stagnasi pada akhir tahun 2018. Namun, mereka tetap bersikukuh mempertahankan kebijakan moneter longgar dengan dalih situasi nilai tukar yang "rapuh" serta pentingnya menekan Franc Swiss yang "bernilai sangat tinggi".
"Sejak penilaian kebijakan moneter pada Desember 2018, Franc Swiss telah terdepresiasi sedikit dalam trade-weighted basis," demikian diungkapkan SNB, "Tetapi, secara umum, (Franc) masih bernilai sangat tinggi dan situasi pasar valas terus menerus rentan."
Salah satu faktor yang melatarbelakangi penguatan nilai CHF saat ini adalah posisinya sebagai mata uang Safe Haven; khususnya versus mata uang tetangganya, Euro, yang tengah dilanda berbagai ketidakpastian ekonomi-politik. Saat berita ditulis, pasangan mata uang EUR/CHF masih terpuruk dalam area bearish di sekitar level 1.3225.