EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,046.44   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 1 jam lalu, #Saham AS

Spekulasi Fed Rate Cut Muncul Lagi, Apresiasi Dolar AS Terhenti

Penulis

Meski The Fed menyatakan takkan memangkas suku bunga lagi tahun ini, tetapi dampak domino wabah virus Corona bisa jadi akan memaksa mereka melakukannya.

Seputarforex.com - Indeks Dolar AS (DXY) terkoreksi makin dalam pada perdagangan hari ini (25/Februari), meskipun Greenback masih menjadi mata uang pilihan di tengah eskalasi wabah virus Corona COVID-19. Saat berita ditulis, DXY telah mundur dari level 99.91 yang merupakan puncak tertinggi bulan ini ke level 99.16. Pasalnya, dampak domino dari wabah virus Corona dikhawatirkan akan mendorong bank sentral AS untuk memangkas suku bunga Fed (Fed Rate).

DXY Daily

China masih mencatat jumlah korban virus Corona terbesar. Akan tetapi, peningkatan pesat jumlah infeksi baru di Korea Selatan, Italia, dan Iran pada akhir pekan telah memantik kepanikan. Lebih dari selusin kota di Korea Selatan dan Italia terpaksa di-lockdown demi membendung penyebaran wabah, menyusul China yang telah melakukan hal serupa terhadap kota-kota sekitar Wuhan sejak Januari. Jumlah total kasus COVID-19 sedunia saat ini sudah melampui 80,000 orang, atau 10 kali lipat lebih banyak dibandingkan SARS (2002/2003).

Kepanikan mengakibatkan ambruknya aset-aset berisiko lebih tinggi seperti saham-saham Wall Street. Sebaliknya, banyak investor mengincar obligasi AS yang dikenal sebagai salah satu safe haven paling top. Alhasil, yield obligasi AS ambruk. Hal ini mengakibatkan pelaku pasar terpaksa menghapus ekspektasi kenaikan suku bunga Fed, sekaligus mendorong kenaikan ekspektasi pemangkasannya.

Data Fed Funds Futures menunjukkan bahwa pasar kini memperhitungkan pemangkasan suku bunga Fed lagi pada bulan Juni, serta setidaknya pemangkasan 50 basis poin per akhir tahun 2020. Tak pelak, aksi beli Dolar AS pun terhenti.

"Ini cukup dramatis," kata Rodrigo Catril, pakar forex senior NAB, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "Kita bukan hanya melihat penghitungan ulang ekspektasi Fed, tetapi penghitungan yang lebih besar karena Fed adalah satu-satunya yang benar-benar bisa bertindak signifikan dalam menggerakkan tingkat bunga."

Sebagai imbas dari terhentinya reli Dolar AS, sejumlah mata uang mayor berhasil menstabilkan posisi. AUD/USD dan NZD/USD bergerak sideways dalam perdagangan hari ini, sementara EUR/USD mencatat kenaikan tipis di kisaran 1.0858. Yen Jepang juga sukses memulihkan posisinya ke kisaran 110.43, setelah sempat melemah hingga 112.22 pada perdagangan pekan lalu.

292115
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.