Nilai tukar Poundsterling tertekan lagi dan makin mendekati kisaran 1.2600 terhadap Dolar AS pada pertengahan sesi Eropa hari ini (2/Juli), setelah rilis data sektor konstruksi yang amat mengecewakan. Laporan terbaru menunjukkan bahwa sektor konstruksi Inggris mencetak skor Purchasing Managers' Index (PMI) terburuk dalam satu dekade terakhir. Sterling pun melanjutkan pelemahannya terhadap semua mata uang mayor, termasuk Yen dan Euro.
Grafik GBP/USD Daily via Tradingview
Kolaborasi lembaga riset terkemuka Markit/CIPS mengumumkan bahwa PMI untuk sektor konstruksi Inggris anjlok drastis dari 48.6 menjadi 43.1 pada bulan Juni 2019. Padahal, data ini sebelumnya diharapkan naik ke level 49.3. Keterpurukan ini semakin memperburuk outlook ekonomi Inggris, setelah data PMI untuk sektor manufaktur juga dilaporkan tumbang untuk periode yang sama.
"Data Juni mengungkap hilangnya momentum secara tajam di sektor konstruksi Inggris, dengan aktivitas bisnis dan pekerjaan baru sama-sama merosot dalam laju tercepat di lebih dari 10 tahun," demikian disampaikan oleh IHS Markit. Lebih lanjut, "Menurut survei responden, penurunan permintaan konstruksi terutama disebabkan oleh minat untuk menghindari risiko di kalangan klien dalam merespons peningkatan ketidakpastian politik dan ekonomi."
"Dampak dari ketidakpastian brexit dirasakan oleh semua sub-sektor (dalam PMI Konstruksi), tetapi sektor perumahan yang sebelumnya tangguh kini menderita penurunan paling cepat dalam tiga tahun terakhir, sebuah berita yang terus terang saja mengkhawatirkan," kata Duncan Brock dari Chartered Institute of Procurement & Supply (CIPS).
Selanjutnya, pelaku pasar akan memantau PMI untuk sektor jasa (services) Inggris yang bakal dirilis pada hari Rabu (3/Juli). Apabila angkanya memburuk juga, maka lengkaplah resesi melanda tiga sektor bisnis utama di negeri Ratu Elizabeth ini. Pelaku pasar kemungkinan bisa mulai memperhitungkan prospek pemangkasan suku bunga BoE dengan ekspektasi lebih besar seusai keluarnya Inggris dari Uni Eropa.