EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,063.10   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 3 jam lalu, #Saham AS

Sterling Pertahankan 1.2300-an, Ditopang GDP Dan Ekspektasi Brexit

Penulis

GBP/USD ditopang oleh revisi data GDP Inggris kuartal II/2019, serta berita bahwa parlemen masih gigih menghambat prospek No-Deal Brexit.

Pasangan mata uang GBP/USD cenderung defensif, tetapi masih berada di atas ambang 1.2300 hingga awal sesi Eropa hari ini (30/September). Posisi Pound juga stabil sekitar level 132.85 terhadap Yen Jepang, sementara EUR/GBP terkoreksi 0.3 persen ke kisaran 1.0862. Mata uang negerinya Ratu Elizabeth II ini ditopang oleh revisi data GDP Inggris kuartal II/2019 dan berita terbaru mengenai brexit.

GBPUSD Daily

UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan bahwa perekonomian Inggris tumbuh 1.3 persen (Year-on-Year) pada kuartal II/2019, bukan hanya tumbuh 1.2 persen sebagaimana ditunjukkan dalam laporan sebelumnya. Namun, laju GDP kuartalan tetap tercatat -0.2 persen (Quarter-over-Quarter), karena aktivitas perusahaan-perusahaan yang menimbun stok menjelang brexit telah berakhir pada kuartal pertama.

Laporan GDP Inggris tersebut sempat mendorong Pound mencapai level tertinggi harian, tetapi tak bertahan lama. Ketidakpastian politik dan kebuntuan rencana brexit masih menjadi faktor yang paling membebani mata uang ini. Posisi Pound merosot beruntun selama tiga hari terakhir dalam pekan lalu, karena sengketa antara PM Boris Johnson dan parlemen Inggris mengenai arah perundingan brexit dengan Uni Eropa.

Selama tak ada kepastian bahwa PM Boris Johnson takkan melaksanakan "No-Deal Brexit", maka Pound akan terus menerus rentan terkoreksi. Sebaliknya, Pound akan makin kokoh seiring dengan diblokirnya prospek "No-Deal Brexit" dan tercapainya kesepakatan dengan Uni Eropa. Hingga saat ini, parlemen Inggris masih berfokus pada upaya untuk menjegal Johnson, sedangkan Johnson belum melaporkan kemajuan signifikan dalam perundingan dengan Uni Eropa.

Media The Telegraph melaporkan bahwa anggota partai Liberal Demokrat, SNP, Green, Plaid Cymru, dan kelompok independen akan berunding dengan pimpinan partai Labour, Jeremy Corbyn, hari ini. Mereka akan membicarakan upaya baru apa yang dapat ditempuh, untuk memastikan PM Boris Johnson tak bisa merealisasikan keinginannya membawa Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa deal pada tanggal 31 Oktober. Labour merupakan mesin penggerak oposisi, karena mereka menguasai kursi terbanyak di parlemen Inggris setelah partai Konservatif yang dipimpin oleh Johnson.

290332
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.