EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 38,002.53   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 16 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 16 jam lalu, #Saham AS

Suku Bunga RBA Dipertahankan, AUD/USD Terperosok

Penulis

Dolar Australia melemah versus Dolar AS setelah pengumuman RBA yang sesuai ekspektasi pasar. Selain mempertahankan suku bunga, RBA juga tidak mengubah pembelian obligasi.

Seputarforex - Pada hari Selasa (02/November), Reserve Bank of Australia mengumumkan kebijakannya untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 0.1 persen. Laju pembelian obligasi pemerintah juga masih dipatok pada besaran $4 miliar per minggu hingga pertengahan Februari 2022. Langkah ini diambil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang dinilai masih cukup rentan dari dampak pandemi.

Suku Bunga RBA Tidak Berubah, AUD/USD

Dalam statement kebijakan, petinggi RBA mengakui bahwa perekonomian Australia telah semakin pulih dari dampak virus Corona Delta. Bahkan, bank sentral memperkirakan pertumbuhan PDB Australia sebesar 3.0 persen pada tahun ini, lalu diikuti oleh pertumbuhan 5.5 persen dan 2.5 persen dalam dua tahun berikutnya.

RBA juga memperkirakan tingkat pengangguran (Unemployment Rate) akan terus menurun di masa mendatang, yakni sebesar 4.25 persen pada akhir tahun 2022, dan kembali turun 4.0 persen pada tahun 2023 mendatang.

Di samping itu, RBA menyoroti masalah terhambatnya rantai pasokan global dan kenaikan upah yang mandek saat tingkat pengangguran relatif rendah. Hal ini berpotensi menimbulkan stagflasi pada perekonomian Australia, kondisi yang sekarang banyak terjadi di beberapa negara maju lainnya.

Menyikapi dinamika yang terjadi pada perekonomian Australia akhir-akhir ini, RBA memilih untuk mempertahankan kebijakan moneter akomodatif hingga tercapai ketenagakerjaan maksimal (full employment). Pada akhirnya, bank sentral Australia kembali menegaskan bahwa kenaikan suku bunga tidak akan terlihat setidaknya hingga awal tahun 2024 mendatang, atau hingga inflasi bergerak stabil pada kisaran 2-3 persen secara berkelanjutan.

 

AUD/USD Langsung Terperosok

Secara umum, kebijakan moneter RBA pada pertemuan bulan ini telah diantisipasi oleh pasar, terutama statement mengenai prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Dolar Australia merosot cukup dalam pasca pengumuman RBA pagi ini, terlihat dari pergerakan AUD/USD yang berada pada kisaran 0.7496 atau melemah 0.29 persen secara harian.

Suku Bunga RBA Tidak Berubah, AUD/USD

Download Seputarforex App

296708
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.