EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.790   |   GBP/USD 1.235   |   AUD/USD 0.646   |   Gold 2,305.51/oz   |   Silver 26.94/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,123.43   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 2 jam lalu, #Saham Indonesia

Suku Bunga RBA Kembali Naik, AUD/USD Menguat

Penulis

Bank Sentral Australia menaikkan suku bunga sesuai dengan ekspektasi pasar. AUD/USD terdorong oleh pernyataan hawkish Philip Lowe mengenai prospek rate hike lanjutan.

Seputarforex - Pada hari Selasa (07/Februari), Reserve Bank of Australia (RBA) mengumumkan kenaikan suku bunga 25 bps dari 3.1 persen menjadi 3.35 persen. Dengan kenaikan ini, Bank sentral Australia tersebut sudah melakukan rate hike secara kumulatif sebesar 325 bps sejak tahun lalu untuk melawan lonjakan inflasi.

Suku Bunga RBA Naik

Dalam sebuah pernyataan selepas pengumuman suku bunga, Gubernur Philip Lowe mengatakan bahwa kenaikan suku bunga lanjutan masih diperlukan. Alasannya karena tingkat inflasi Australia saat ini masih cukup jauh dari target 2-3 persen.

"Peningkatan suku bunga lebih lanjut masih diperlukan selama beberapa bulan ke depan untuk memastikan inflasi bergerak turun hingga kisaran target. Kami juga perlu memastikan lonjakan inflasi yang terjadi hanya bersifat sementara," kata Lowe.

Pernyataan bertendensi hawkish tersebut dilatarbelakangi oleh lonjakan inflasi Australia yang tumbuh 7.8 persen secara tahunan pada kuartal IV/2022. Ini merupakan laju kenaikan tercepat dalam 30 tahun terakhir, dan mengindikasikan bahwa serangkaian rate hike yang dilakukan sejak tahun lalu belum mampu meredam lonjakan inflasi. Sebagai informasi, RBA sempat memperlambat laju rate hike pada akhir 2022 demi menjaga ekonomi agar tidak terdampak oleh suku bunga tinggi.

Lowe memperkirakan inflasi akan turun menjadi 4.75 persen di akhir tahun 2023 karena dampak kenaikan suku bunga. Namun, pelemahan inflasi ke kisaran target kemungkinan baru tercapai pada tahun 2025. Hal ini menandai bahwa perekonomian Australia akan menghadapi banyak tantangan di masa mendatang.

Lowe pun memperkirakan dampak suku bunga tinggi akan menggerus pertumbuhan ekonomi hingga 1.5 persen selama periode 2023 dan 2024.

 

AUD/USD Mencoba Rebound

Rate hike dan statement hawkish Gubernur RBA berhasil mendorong Dolar Australia menguat terhadap Dolar AS. Pada saat berita ini dirilis, AUD/USD berada pada kisaran 0.6935 atau menguat 0.78 persen secara harian. Pair ini berusaha memangkas kemerosotan yang dipicu oleh rilis data NFP AS akhir pekan lalu.

AUD/USD Menguat

Download Seputarforex App

298959
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.